"Sudah dua bulan lebih seperti ini. Mengangsu air ke sumur, jaraknya dua kilometer. Padahal air itu untuk mandi, masak, dan sebagainya. Seperti ini terjadi setiap tahun," kata Nabilah kepada detikcom di desa Ngonggo, Rabu (17/9/2014).
Kedatangan bantuan air dari Bakorwil I tersebut merupakan koordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menerima adanya laporan kekeringan di Salatiga dan sejumlah wilayah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dananya kurang lebih Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar. Saya bisa carikan banyak sumber keuangan," tegas Ganjar.
Politisi PDIP itu menambahkan, jika embung bisa dibangun sekarang, maka akan bisa selesai pembangunan saat musim hujan. Nantinya embung akan bisa menampung air untuk musim kemarau.
"Saat musim kering dikebut, musin hujan jadi sehingga bisa banyak ditabung airnya," tegas Ganjar.
Sementara itu Wali Kota Salatiga, Yulianto mengaku sudah mempersiapkan lokasinya dan hanya perlu sosialiasi. Nantinya embung yang akan dibangun bisa menampung air sekitar 10 ribu meter kubik.
"Beberapa tahun lalu sudah diwacanakan namun warga takut jebol," kata Yulianto.
Bencana kekeringan di Jawa Tengah rawan terjadi di daerah yang berada di 25 kabupaten/kota. Salah satu yang paling rawan adalah Wonogiri, sedangkan di wilayah Bakorwil I adalah Grobogan, Blora, Pati, Rembang, Demak, dan Salatiga.
Sementara itu droping air bersih di desa Ngronggo disambut warga dengan antusias. Dibantu petugas PMI, warga membariskan jeriken di depan tandon air menunggu giliran mengisi.
(alg/try)