Potret Kondisi Pemondokan Jamaah Haji di Luar Markaziyah

Laporan dari Arab Saudi

Potret Kondisi Pemondokan Jamaah Haji di Luar Markaziyah

- detikNews
Rabu, 17 Sep 2014 16:50 WIB
Madinah - Majmuah (penyedia akomodasi jamaah) nakal mengingkari komitmen dan menempatkan jamaah haji Indonesia di luar markaziyah Masjid Nabawi. Kondisi pemondokan di luar markaziyah Masjid Nabawi cukup memprihatinkan, berikut potretnya.

Rombongan Kemenag dipimpin Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Abdul Djamil Rabu (17/9/2014) siang ini mengecek dua pemondokan jamaah haji yang berada di luar markaziyah Masjid Nabawi yakni Mabrusah 2, dan Qosor Adil. β€ŽDua pondokan ini berada di luar markaziyah, jaraknya lebih dari 1 kilometer dari Masjid Nabawi.

Bersama Dirjen Haji ikut pula Ketua PPIH Ahmad Jauhari, Konjen RI di Jeddah Darmakirty Syaliendra, Kadaker Madinah Nasrullah Djasam, Direktur Penyelenggaraan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis dan jajaran Kemenag lainnya.β€Ž Bos majmuah yang bertanggungjawab dan menempatkan jamaah haji di pemondokan ini juga diajak untuk ikut memikirkan solusi atas keluhan jamaah haji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pejabat dihadapkan dengan dua pemondokan yang Kondisinya pemondokan cukup memprihatinkan. Satu kamar diisi 6-9 jamaah haji dengan kasur seadanya. Posisi tempat tidur juga terkesan asal muat, tidak ada ruang khusus untuk menyimpan kopor jamaah. Setiap dua kamar diberi satu kamar mandi kecil yang airnya kemarin sempat mampet. Kaca toilet seadanya dan kloset seadanya melengkapi kamar mandi kecil berukuran 3x1,5 meter ini. Tentu saja kondisi ini njomplang dibandingkan pemondokan di dalam markaziyah yang cukup nyaman.

Saat pertama tiba di Madinah bahkan beberapa jamaah ditempatkan di lantai paling atas tanpa atap. Kamar jamaah saat itu hanya kamar kotak-kotak tanpa atap. Kondisinya lebih mirip dengan tempat menjemur pakaian. Namun kini para jamaah sudah ditempatkan di kamar yang lebih layak, meskipun kondisinya tentu saja tak sebagus yang berada di area markaziyah. Kini kamar tanpa atap tersebut dijadikan tempat menjemur pakaian para jamaah.

AC model lama menggantung di sudut ruangan. Namun memang untuk ukuran suhu di Madinah yang mencapai 45 derajat pada siang hari, AC model lama seperti ini memang tak efektif mendinginkan ruangan.

Jamaah yang ditempatkan di pemondokan ini berasal dari embarkasi Medan, khususnya dari kloter 13. Saat dikunjungi Dirjen Haji, para jamaah haji menyampaikan keluhannya. Keluhannya beragam dari kamar yang apek, AC yang tidak dingin, kondisi pemondokan, kamar yang penuh, makanan sering terlambat, air mampet beberapa hari, sampai jarak yang cukup jauh dari Masjid Nabawi.

"Kami ini hanya menghendaki keadilan. Kami melihat sebagian jamaah Indonesia ini mendapat perlakuan yang sangat baik sekali ditempatkan di markaziyah dengan hotel sekelas Bintang 5, tapi pas nasib kami jamaah di luar markaziyah ini seperti ditempatkan di kaki lima di emperan dengan fasilitas yang sangat minim," protes Umar Junaidi Hasibuan, jamaah haji yang kebetulan juga Wali Kota Tebing Tinggi ini menyampaikan harapannya.

Gara-gara majmuah nakal memang 17.000 jamaah haji ditempatkan di luar markaziyah. Namun jamaah rata-rata tak mau tahu terkait hal ini dan mendesak Kemenag melakukan upaya perbaikan pelayanan kepada jamaah.

"Yang kita harapkan ada proses perbaikan pemerintah dan menjadikan jamaah ini benar-benar adil jangan sampai mendapatkan kemudhorotan," desaknya.

Dirjen Haji pun langsung menyampaikan akan ada bus antar jemput ke Masjid Nabawi dari pihak majmuah. Mendengar hal tersebut para jamaah yang sempat ingin dipindahkan ke hotel yang lebih layak menarik napas lega.

"Tapi saya tidak termasuk dalam daftar nama pengacara yang dibuat dalam surat kuasa. Kenapa? Karena pada hari yang sama dengan penggeledahan itu ada beberapa orang penyidik yang rupanya kenal saya,dan dia minta. Dan ini memang tidak formal KPK memang, personally dia minta saya tidak langsung jadi pengacara Syahrul, saya bilang baik," tuturnya.

Selain itu Syahrul pernah menitipkan duit US$ 2.500 untuk biaya pengacara Sentot. "Dan itu sudah saya serahkan pada hari yang sama di Bandung. Saya lupa namanya karena ada 4 org pengacara, satu laki," sambungnya.

(van/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads