"Kami ini hanya menghendaki keadilan. Kami melihat sebagian jamaah Indonesia ini mendapat perlakuan yang sangat baik sekali ditempatkan di markaziyah dengan hotel sekelas Bintang 5, tapi pas nasib kami jamaah di luar markaziyah ini seperti ditempatkan di kaki lima di emperan dengan fasilitas yang sangat minim," kata Umar Junaidi Hasibuan, jamaah dari Medan, di tengah kunjungan tim dari Kemenag ke pemondokannya Mabrusah 2 di Madinah, Rabu (17/9/2014).
Dia menemani rombongan Dirjen Kemenag yang meninjau pemondokan. Wali Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, ini pun mengungkap satu persatu keluhan jamaah haji dari kloter 13 Medan tersebut.
Β
"Tidak ada transportasi, kamar yang berdempet-dempetan dengan fasilitas AC yang kurang. Karena itu kami sampaikan kepada Pak Dirjen agar dibenahi fasilitas ini. Banyak sekali kekurangan-kekurangan yang ada di sini. Kita tahu mengurus jamaah repot tapi hendaklah adanya keadilan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu dia juga memprotes menu makanan yang sajikan. Menurutnya menu makanan yang disediakan perusahaan katering itu-itu saja.
"Setiap hari menunya monoton, itu-itu saja, kadang mengantar makanan tidak ada mineral water, saya ikut ke sini karena memang ingin tahu situasi yang sebenarnya," bebernya.
Dia berharap Kemenag melakukan pembenahan. Sehingga ke depan tidak ada lagi persoalan yang sama. "Yang kita harapkan ada proses perbaikan pemerintah dan menjadikan jamaah ini benar-benar adil jangan sampai mendapatkan kemudhorotan," desaknya.
(van/fjp)