Ini terlihat dari banyaknya tahapan yang dibuatnya untuk si calon menteri. Akan menempatkan 16 orang partai politik, Jokowi meminta seluruh partai koalisinya menyeleksi ketat kader sebelum memberikan nama-nama calon menteri padanya.
Untuk kalangan profesional, Jokowi punya cara sendiri. Ia membentuk tim head hunter yang ditugaskannya mencari dan 'memburu' orang dari kalangan profesional yang mumpuni menjadi menteri. Ia pun tak memberi patokan bidang yang harus digeluti. Ia hanya menitikberatkan bahwa orang tersebut pekerja keras, berkomitmen dan memiliki rekam jejak yang jelas dan tak punya masalah masa lalu. Jumlah yang diseleksi hingga ratusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ketemu dong, harus wawancara dong. Rekam jejaknya mesti dilihat dong," kata Jokowi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Rabu (17/9/2014).
Jokowi menyatakan pertemuan dan wawancara itu dilakukannya secara sporadis. Tak harus ditemui namun bisa mendatangi orang tersebut.
"Nggak usah dipanggil, saya nemuin juga nggak apa-apa. Nanti ditemui malam-malam. Saya ketok-ketok pintunya, hehehe," ujarnya.
Jokowi mendapat masukan sekitar 200-an CEO (Chief Executive Officer) dari berbagai perusahaan. Mulai dari BUMN, swasta dan berbagai bidang seperti energi, perbankan, industri, dan ekonomi.
"Hampir semuanya masih menjabat. Itupun belum tentu mereka mau. Kalau saya minta (tapi dijawab), wah, Pak, saya senangnya di swasta saja, gimana?" terang Gubernur DKI itu.
Menurutnya banyak nama yang memenuhi kriteria untuk menjadi menteri. Meski begitu, ia tetap saja kesusahan untuk memilih sosok yang pas menjadi menterinya.
"Susahnya ada di memilih, tapi yang qualified banyak skali," ujarnya.
Nama menteri-menteri ini diperkirakan Jokowi baru akan muncul di bulan Oktober. Namun, pekan depan Jokowi akan mengumumkan nama-nama 34 kementerian pemerintahannya.
(bil/trq)