Kesepakatan mengusulkan 3 nama profesional ini dicapai oleh Tim Pakar dan Pokja Redaksi Seleksi Menteri detikcom pada focus group discussion yang berlangsung di kantor redaksi detikcom, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2014) lalu. Dalam diskusi tersebut, ada 72 nama yang disodorkan sebagai calon menteri.
Salah satu kandidat Menteri PU adalah Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Budi Karya Sumadi . Pria berusia 58 tahun ini memegang sejumlah proyek di Ibu Kota, di antaranya revitalisasi taman kota waduk pluit dan waduk Ria-Rio, penyelesaian rusunawa di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP). Sebelumnya, Budi adalah Dirut PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Taman Impian Jaya Ancol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandidat selanjutnya ialah Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo yang juga politisi PDI Perjuangan. Pria berusia 51 tahun ini adalah alumnus ITB jurusan Teknik Pertambangan. Gelar Doktor di bidang komunikasi politik ia peroleh dengan predikat Cum Laude dari Unpad. Pramono saat ini juga menjabat sebagai Ketua, Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC).
Selain mengusulkan dan menempatkan nama-nama dengan format kementerian atau lembaga seperti yang ada saat ini, Tim Pakar dan Kelompok Kerja Seleksi Menteri juga mengusulkan arsitektur kabinet tersendiri yang disusun berdasarkan visi misi Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan tetap mengacu pada Undang-undang nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Dalam arsitektur kabinet usulan kedua, Kementerian Pekerjaan Umum disarankan digabung dengan Kementerian Perumahan Rakyat. Tim Seleksi Menteri mengusulkan agar kementerian tersebut dipimpin oleh Abdullah Azwar Anas, Budi Karya Sumadi, atau Bambang Susantono.
Program Seleksi Menteri detikcom telah berlangsung sejak 17 Agustus 2014 lalu. Sejumlah kriteria yang digunakan untuk menseleksi adalah kriteria untuk calon menteri yang lolos, yakni usia dengan rentang 38-65, tak catatan hitam di masa lalu, punya prestasi yang fenomenal dan tingkat penerimaan di masyarakat. Masukan dan hasil polling pembaca pun menjadi salah satu pertimbangan.
"Terima kasih kepada para pembaca yang telah berikan kontribusi luar biasa. Semoga bisa bermanfaat buat kami, dan saya tegaskan bahwa kami tak punya kepentingan tertentu. Ini yang membedakan kami dengan yang lain, kami tak punya kepentingan apa pun dan independen. Dengan berbagai argumen dan dapat kami tanggung jawabkan nantinya," kata Pemimpin Redaksi Arifin Asydhad usai Focus Group Discussion (FGD).
(imk/erd)