Jamaah tersebut adalah Welli Daode Ali (60). Saat ditemukan petugas PPIH Daker Makkah, nenek tersebut tanpa membawa gelang identitas. Setiap jamaah haji harus membawa gelang identitas sebagai kunci untuk keamanan jamaah selama berada di tanah suci. Saat ditanya posisi gelangnya itu, Welly malah bingung sendiri.
Welli dibawa ke kantor Makkah oleh seorang warga Arab Selasa sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Karena tak ada gelang identitas, petugas sempat kesulitan untuk melakukan identifikasi posisi pemondokan Welli, apalagi dia lebih banyak berbicara dalam bahasa Bone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usut punya usut, ternyata Nenek Welli berasal dari Kolaka Sulawesi Tengara. Dia berangkat menunaikan ibadah haji sendiri dan dititipkan kepada kedua tetangganya yang berasal dari Kolaka.
Nenek Welli sempat ingin keluar dari pesawat sebelum terbang. Tapi setelah ditenangkan, akhirnya Nenek Welli bisa berangkat ke Jeddah.Namun sesampainya di Jeddah, Nenek Welli sempat merobek halaman satu paspor.
''Mungkin karena ketidaktahuan dia dan Alhamdulillah paspornya bisa saya lem,''jelas Suti.
Menginap di Hotel Mewah
Sejak Minggu (14/9) lalu Nenek Welli menginap di Hotel Bintang Lima di Zam-zam Tower. Tempatnya sangat dekat dengan Masjidil Haram. Namun dia bahkan tidak tahu saat ini sudah berada di Makkah.
''Saya sekarang ada di Kolaka. Tas koper dan tas kecil saya yang berwarna merah ada di kamar,''cerita Welli.
Sang pengelola baru kehilangan Welli tadi malam. Ada dua ibu yang dititipi Welli menangi karena sedih sang nenek tak ada.
''Waktu thawaf dan sa'i selalu bersama saya. Baru tadi malam dia saya cari-cari tidak ada. Dua ibu yang dititipi Welli sejak semalam menangis karena kehilangan Ibu Welli,'' kata sang Pengelola.
Kini Welli sudah bersama rombongannya. Dia diajak sang pengelola haji plus itu ke pemondokannya di Hotel Bintang 5.
(van/mpr)