500 hektar areal pertanian sawah yang selama ini mengandalkan irigasi Colo Timur, merupakan kawasan yang terdampak langsung. Berkurangnya cadangan air di Dam Colo akibat musim kemarau, membuat kawasan tersebut mengalami kekurangan air untuk irigasi.
Ketua kelompok tani Desa Kenep, Sukoharjo, Hartono Raharjo, menjelaskan, sejak Bulan Agustus lalu petani di enam desa yang berada di kawasan tersebut merasakan kekurangan debit air dari irigasi teknis Dam Colo. "Air di saluran irigasi sudah tidak mencukupi lagi. Kami sudah sangat kekurangan oncoran air," ujarnya, Selasa (16/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperkecil risiko kerugian, lanjut Hartono, para petani di daerah itu berencana akan segera melakukan panen padi dini. Panen itu dilakukan sebelum batang padi meranggas mati karena kekeringan.
Meskipun demikian diakui kualitas gabah hasil panen dini itu tetap tidak sebaik kualitas gabah yang dipanen tepat pada waktunya. Namun demikian langkah tersebut terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan padi agar tidak terbuang dan memperkecil kerugian.
Sekitar separuh lahan akan dipanen dini karena memang padinya sudah mulai menguning. Sedangkan separuh lainnya yang bulir padinya belum penuh, terpaksa harus dipertahankan. Kebutuhan airnya akan dilakukan dengan cara memompa air seadanya ke areal sawah.
"Sudah sejak Agustus lalu petani memompa air untuk mengairi sawah. Tentunya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk itu. Karena itulah padi yang dianggap sudah penuh dan menguning langsung segera dipanen dini, untuk menghemat biaya. Sedangkan yang masih hijau tetap dipertahankan dengan oncoran air didapat dengan cara dipompa," kata dia.
(mbr/ndr)