"Ada enam kecamatan yang mengalami kekeringan cukup parah, sehingga sektor pertanian di daerah itu sangat terganggu. Bahkan di tiga kecamatan kekeringan sudah memasuki tahap kritis karena kelangkaan air bersih," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Purwanto, Selasa (16/9/2014).
Enam kecamatan itu adalah Juwangi, Karanggede, Andong, Wonosegoro, Musuk, dan Kemusu. Sedangkan tiga kecamatan yang sudah kesulitan mengalami krisis air bersih untuk konsumsi warga adalah di Kecamatan Wonosegoro, Musuk, dan Kemusu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosesnya untuk penetapan itu cukup panjang. Selain selain harus didasarkan pada evaluasi mendalam, juga harus didukung data-data valid dari pihak kecamatan.
BPBD, kata Purwanto, juga mengumpulkan camat dari enam kecamatan itu untuk segera mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Data itulah yang nantinya akan diserahkan ke bupati sebagai bahan pertimbangan.
"Tidak hanya itu saja. Penetapan status kedaruratan juga haris mendapat rekomendasi khusus dari BMKG. Setelah semua itu terpenuhi baru bisa dikucurkan. Itupun sebenatnya dana yang tersedia tidak seberapa besar. Karena itulah sebaiknya upaya penanggulangan kekeringan di daerah harus yang lebih terpadu dan berkesinambungan dengan meminta bantuan dari Pemerintah Pusat," lanjutnya.
(mbr/aan)