"Dijamin independen, karena saya bukan lagi anggota partai. Saya sering mengatakan saya sebagai politisi adalah anggota partai. Kalau partai mengatakan A kemudian saya B, maka saya punya sanksi untuk di-recall. Tapi, kalau di BPK, partai mengatakan A, saya B tidak ada lagi partai untuk me-recall," kata Harry di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2014).
Harry mengatakan sebelum pelantikan pada 21 Oktober nanti, dia akan menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menegaskan prioritas yang bakal dilakukannya ketika menjadi pimpinan BPK adalah meningkatkan kualitas pemeriksaan keuangan. Salah satu kinerjanya adalah dengan timbal balik antara BPK bersama DPR.
"Nanti ada timbal balik dengan pemeriksaan dengan wujud pengawasan. Nanti kita lapor ke DPR, karena DPR kan wujudnya pengawasan," ujarnya.
Adapun dalam pemilihan lima pimpinan BPK hari ini di Komisi XI DPR, Eddy Mulyadi Soepardi menjadi nama terakhir yang terpilih menyisihkan Nuryasin. Dalam voting ulang, Edy meraih 31 suara sementara Nuryasin hanya 20 suara. Sebelumnya, kedua orang ini sama-sama meraih 23 suara dalam voting pertama.
Selain Harry dan Edy, tiga pimpinan BPK lain periode 2014-2019 yang terpilih adalah Rizal Djalil, Moermahadi, dan Achsanul Qosasih. Total sejak uji tahapan dan kelayakan di Komite IV DPD, ada 63 kandidat yang melamar menjadi calon pimpinan BPK.
(hat/fjp)