Sebut Megawati Sombong, Ketua Gerindra Desmon Tolak Minta Maaf

Sebut Megawati Sombong, Ketua Gerindra Desmon Tolak Minta Maaf

- detikNews
Senin, 15 Sep 2014 16:56 WIB
Jakarta - Ketua DPP Gerindra Desmon J Mahesa menolak meminta maaf soal ucapannya yang menyatakan Ketua Umum PDIP ‎Megawati Soekarnoputri sombong. Desmon justru menyatakan ucapannya itu adalah sinyal meminta Megawati merangkul Koalisi Merah Putih.

"‎Minta maaf sama siapa? Ngapain harus minta maaf? Inikan masalah sudut pandang saya yang berbeda dengan sudut pandang mereka. Kenapa harus minta maaf, ada yang salah?‎" kata Desmon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/9/2014).

Desmon menyatakan ucapannya yang menyebut 'Megawati sombong' dimaksudkan positif. Seharusnya, Megawati bisa mengerti sinyal ini dan kemudian merangkul Koalisi Merah Putih. (Baca: Koalisi Merah Putih Solid karena Megawati Sombong)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mereka berpikir positif, sebenarnya ini adalah sinyal dari Koalisi Merah Putih. Mega-lah yang sebenarnya harus melakukan komunikasi. Ini sebenarnya adalah isyarat untuk memberikan informasi ke mereka," kata Desmon.

Menurutnya, kelenturan dalam berpolitik haruslah dilakukan oleh kubu-kubu yang telah bertarung di Pilpres 2014. Pasca Pilpres, seolah politik perkubuan ini menjadi kian tajam dan hanya bisa diredakan dengan komunikasi yang dijalin baik.‎ Lalu apakah Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto juga bersedia membuka komunikasi politik dengan PDIP?

"‎Persoalannya, Pak prabowo ini bukan persoalan bersedia atau nggak bersedia. Ini persoalan menjaga konstituen yang memilih dia, yang selisihnya cuma beberapa juta itu (pada hasil Pilpres 2014). Kalau tiba-tiba kita bersalaman, apa perasaan pendukungnya? Itu saja alasannya, untuk tidak menciderai‎ pendukungnya," ujar Desmond.

Desmon tidak merasa bersalah karena telah menilai Megawati sombong. Bila Megawati dan Prabowo bisa berkomunikasi dengan baik, maka ‎minimal persaingan dua kubu, antara Koalisi Merah Putih dengan Jokowi-JK tidak akan kian tajam.

"Kalau menganggapnya bijaksana, maka ini akan dianggap: Oh, ini isyarat. Jangan sampai ini berkepanjangan. ‎Minimal dinamika ini kesannya tidak akan gagah-gagahan berseberangan," ujar Desmon.‎

(dnu/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads