Bupati Bantaeng Memang Beda!

Melongok Bantaeng

Bupati Bantaeng Memang Beda!

- detikNews
Senin, 15 Sep 2014 11:22 WIB
Nurdin saat mengemudikan boat (foto: Arifin/detikcom)
Bantaeng -

Berubahnya Kabupaten Bantaeng 7 tahun terakhir tak terlepas dari pengaruh sang bupati, Prof Dr Nurdin Abdullah. Wajar kalau sang bupati itu sangat populer di tengah warganya dan dihormati. Bertemu beberapa jam dengan sang bupati, sudah terlihat bahwa bupati Nurdin memang beda!

Nurdin Abdullah menjadi bupati Bantaeng dalam Pilkada langsung pada 2008. Pertumbuhan Bantaeng yang luar biasa membuat masyarakat Bantaeng memintanya untuk kembali mencalonkan diri sebagai bupati 2013-2018. Dalam Pilkada langsung untuk periode kedua ini, Nurdin terpilih kembali sebagai bupati dengan meraup 82 persen suara.

Nurdin yang merupakan guru besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) itu dikenal sebagai bupati yang merakyat dan bekerja keras. Dia sangat jarang duduk lama di kantor dan memang tidak memiliki ruang khusus. Dia lebih sering blusukan, memetakan masalah yang ada dan kemudian membuat solusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikcom berkesempatan berinteraksi dengan sang bupati selama dua hari, 8 dan 9 September 2014. Kebetulan tanggal 9 September sedang digelar acara besar di Bantaeng: Pekan Olahraga Daerah (Porda) se Sulawesi Selatan (Sulsel). Bantaeng didapuk menjadi tuan rumah acara 4 tahunan itu secara aklamasi. Ini sejarah, karena baru pertama kali kabupaten di Sulsel bagian selatan dipercaya menjadi tuan rumah Porda.

Di tengah persiapan acara Porda, Bantaeng yang memiliki garis pantai 21,5 KM ini terlihat sangat ramai. Mobil-mobil yang berseliweran di jalan utama nan mulus itu lebih banyak dibanding hari biasa. Para pejabat, seperti walikota, bupati atau wakil bupati dari 24 kabupaten/kota juga tumplek di kabupaten kecil ini, dengan membawa konvoi mobil pengawal dan rombongannya. Wajar bila saat itu kota Bantaeng terlihat sangat hidup. Bahkan, saat pembukaan Porda 9 September, kemacetan terjadi di mana-mana, karena terlalu banyaknya mobil-mobil dari daerah lain.

Bila bupati/walikota lain memiliki mobil dinas yang wah, seperti Vellfire atau Lexus, Nurdin Abdullah cukup memiliki mobil dinas Toyota Innova Luxury. "Awalnya mobil dinas saya Innova Tipe E. Tapi banyak pihak yang meminta supaya mobil dinas bupati diganti Innova Luxury," kata Nurdin tentang mobil dinasnya.

Bagi dia, tak perlu mobil dinas yang mewah. Yang penting, mobil itu bisa digunakan untuk operasional sehari-hari. Perlu diketahui, Bupati Nurdin merupakan salah satu kepala daerah yang sudah melakukan blusukan sejak dia dilantik sebagai bupati pada 2008. Bahkan tak jarang, Nurdin menggunakan motor Vespa-nya untuk blusukan ke pelosok-pelosok yang ada di pegunungan.

Setelah makan siang bersama di rumah jabatan, Nurdin mengajak detikcom melihat-lihat kota Bantaeng dengan mobil dinasnya, Kijang Innova Luxury warna hitam berpelat merah DD 1 F. Asal tahu saja, sehari-hari Nurdin tidak tinggal di rumah jabatan, tapi dia tinggal di rumah pribadinya yang berjarak tidak terlalu jauh. Rumah jabatan hanya digunakan untuk menerima tamu dan sebagai tempat menginap bagi kepala daerah lain atau tamu VVIP.

Dari rumah jabatan yang halamannya berhias taman yang hijau dan rimbun dengan pepohonan itu, mobil mengarah ke Pantai Marina. Dia bercerita bahwa Pantai Marina merupakan pantai yang ia bangun dengan melakukan reklamasi. Dulu, pantai ini seperti pantai mati, tempat buang sampah, dan tak berbentuk. Kini, pantai ini aduhai luar biasa indahnya.

Sepanjang perjalanan Nurdin berbagi kisah tentang bagaimana dia memimpin Bantaeng sambil memperlihatkan keberhasilan penghijauan yang ia lakukan di tengah kota. Sepanjang jalan yang dilalui, kanan kiri tampak berbaris pohon Trembesi yang memayungi jalan. Suasana adem, semilir. Di sepanjang jalan juga tidak tampak spanduk-spanduk atau billboard yang mengganggu pemandangan.

Di tengah perjalanan, detikcom melihat 'keanehan'. Sesuai prosedur tetap (protap), Bupati Nurdin memang harus dikawal demi keamanan ke mana pun dia pergi. Namun, Nurdin tidak dikawal mobil patwal yang biasanya berada melaju di depan mobil dinasnya. Dia hanya dikawal oleh seorang aparat berbaju seperti pembalap (bukan seragam) yang mengendarai moge putih di belakangnya. Motor itu juga tidak dilengkapi dengan bunyi sirine.

Mengapa polisi mengawal dari belakang, bukan di depan? Nurdin menjelaskan memang cara itu sesuai keinginannya. Di awal menjabat, Nurdin dikawal aparat yang berada di depan dengan kendaraan bersirine. "Tapi, saya merasa risih. Lagi pula, kalau pengawal di depan, memangnya dia tahu ke mana saya pergi dan kapan saya berhenti?" kata Nurdin.

Sekitar 15 menit perjalanan, mobil pun berhenti di Pantai Marina. Nurdin memperlihatkan kebun eksperimen markisa. Selama ini markisa tumbuh di dataran tinggi, namun Nurdin mencoba mempraktekkan dan membuktikan markisa bisa hidup di dataran rendah, bahkan di tepi pantai. "Coba ini! Manis gak? Saya jamin lebih manis daripada markisa-markisa biasa," kata Nurdin sambil memberikan markisa yang ia petik. Dan ternyata, markisa berwarna merah kehijauan itu memang manis.

Dari kebun markisa, Nurdin ingin memperlihatkan hotel dan cottage yang dibangun Pemkab Bantaeng di pinggir Pantai Marina. "Kita jalan kaki saja, dekat kok," ajak Nurdin. Saat berjalan kaki bersama, tiba-tiba sebuah mobil Avanza melambatkan lajunya. Para penumpang mobil itu membuka kaca jendela mobil. "Pak Bupati," sapa mereka. Mobil berhenti dan mereka, yang terdiri ibu-ibu dan keluarganya, turun. "Pak, mau minta foto," pinta mereka. Nurdin mengiyakan permintaan itu. Jepret! Jepret!

Nurdin menjelaskan panjang lebar mengenai Pantai Marina yang dibangunnya. Kini, Pantai Marina menjadi primadona baru warga Bantaeng maupun warga daerah lain. "Kalau Sabtu dan Minggu, parkiran penuh. Banyak warga dari luar Bantaeng menuju ke sini. Hotel dan cottage juga penuh," jelas Nurdin.

Di hotel dan cottage di Pantai Marina yang diberi nama 'Marina Beach Hotel' inilah, detikcom dan rombongan menginap. "Besok, saya jemput pukul 06.00 WIB. Saya akan ajak Anda melihat laut dan naik boat menuju Pantai Seruni," ujar Nurdin. Dan benar keesokan harinya, berkaos lengan panjang dan training warna hitam, serta sepatu kets, Nurdin datang ke cottage. "Sopir belum datang tadi, jadi saya nyetir sendiri," ujar Nurdin .

Sesuai janjinya, Nurdin membawa detikcom menaiki boat pribadinya. Boat warna putih bermesin tunggal itu sudah cukup tua, dibuat Nurdin pada 1997. Yang mengejutkan, ternyata Nurdin yang mengemudikan boat itu sendiri. Meski bergelut di bidang pertanian, Nurdin memang pecinta laut. Dia dan anak-anaknya juga aktif melakukan olahraga jet ski. Di tengah deburan ombak yang cukup tinggi, Nurdin mengemudikan boatnya dengan kecepatan 60-70 knot menuju Pantai Seruni. Pak Bupati, memang beda!

(asy/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads