Diwartawakan Reuters, Senin (9/9/2014), baku tembak terjadi pada hari Minggu. Ketegangan ini bermula di dekat pelabuhan Mariupol yang ada di tepi laut Azov pada Sabtu malam, hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko menyepakati untuk melanjutkan gencatan senjata.
Baku tembak juga terjadi di Minggu pagi di sebelah utara Donetsk. Asap hitam membumbung tinggi dari bandara yang telah dikausai oleh pasukan Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah ketegangan tersebut, dua kota tersebut dilaporkan berada dalam kondisi yang cukup tenang sepanjang hari Minggu. Namun sesekali terdengar suara ledakan.
Dalam laporan terbarunya terkait konflik di Ukraina ini, Amnesti Internasional menuduh kedua pihak baik itu pemberontak maupun militan Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab.
"Bukti-bukti yang kami dapatkan menunjukkan Rusia memicu konflik, baik dengan campur tangan langsung maupun dengan mendukung separatis dari timur. Rusia harus menghentikan arus senjata dan dukungan-dukungan lain kepada pemberontak yang sangat terlibat dalam pelanggaran HAM," ujar Sekjen Amnesti Internasional Salil Shetty.
Pihak Moskow membantah mengirimkan pasukan ataupun logistik persenjataan kepada pemberontak pro-Rusia di Ukraina. Konflik ini sudah berlangsung selama lima bulan dan menelan lebih dari 3.000 korban jiwa.
(fjp/fjp)