Melongok 'Dapur Raksasa' Penyedia Makanan Jamaah Haji di Madinah

Laporan dari Arab Saudi

Melongok 'Dapur Raksasa' Penyedia Makanan Jamaah Haji di Madinah

- detikNews
Sabtu, 06 Sep 2014 15:27 WIB
Jakarta -

Sabtu (6/9/2014) pagi ini detikcom ikut rombongan sidak tim katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Madinah. Sasarannya adalah 'dapur raksasa' yang setiap hari memasak masakan khas Indonesia untuk jamaah haji di Madinah. Seperti apa kondisi dapur yang memasak untuk ribuan jamaah ini?

Sebenarnya ada 10 perusahaan katering yang mensuplai makanan untuk jamaah haji yang tinggal di Madinah selama 9 hari. Jamaah haji Indonesia berada di Madinah untuk melaksanakan salat Arbain, yakni salat wajib 40 waktu yang dilakukan di Masjid Nabawi.

Kali ini yang didatangi oleh tim katering adalah dapur milik perusahaan katering Al-Ahmadi yang mayoritas diawaki oleh orang Indonesia asli. Kepala chefnya, Deny Andres (33) adalah chef kelahiran Padang yang sudah melanglangbuana menjadi chef hingga negeri Paman Sam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pegawai di sini 200 orang, hampir semuanya orang Indonesia," ujad Andres yang mengenakan baju chef warna kuning sembari tersenyum ramah.

Sesuai sebutannya dapur raksasa, dapur ini punya kapasitas 30.000 pack. Namun untuk musim haji ini dia hanya melayani 2.000-5.000 pack per hari.

Andres mengajak tim katering PPIH memantau ruangan-ruangan di dapurnya itu. Pertama, tim memantau proses pengepakan barang. Ada belasan karyawan mengenakan masker dan sarung tangan berbaris rapi di atas meja yang berjalan. Semuanya masih muda-muda. Mereka sedang mempersiapkan makan siang untuk para jamaah haji.

Dari ujung, pegawai memasukkan nasi ke dalam nampan plastik. Pegawai sebelahnya memasukkan sayuran dan lainnya. Hingga pegawai berikutnya menutup makanan dengan kertas penutup bertuliskan 'Makan Siang'.

Nampan yang sudah penuh dan tertutup segel tersebut dimasukkan ke lemari pemanas berbentuk kotak setinggi 2 meter dengan lebar sisi sekitar 1 meter. Nantinya makanan tersebut dibagi-bagikan pada jamaah di pemondokan.

"Semuanya dimasukkan ke lemari itu agar makanan tetap panas sampai ke jamaah. Di mobil ada colokannya juga. Kalau ternyata tidak dicolokin dan makanan dingin kita tegur juga," kata Kasi Pengawas Katering PPIH Daker Madinah, Evi Nuryana yang memimpin tim sidak tersebut.

Kemudian tim diajak memantau gudang. Terdapat 3 gudang berukuran 6x6 meter yang masing-masing berisi daging, seafood, dan sayur-mayur. Di gudang sayur-mayur terdapat berkantong-kantong sayur-mayur dari Indonesia. Seperti wortel, bawang, cabai, daun sirih, daun pandan, dan sebagaianya.

"Masakan kita masakan Indonesia, bumbunya juga dari Indonesia," kata Andres saat membuka pintu gudang sayuran itu.

Tim kemudian masuk ke ruang masak. Ada lima tungku besar untuk menanak nasi dan belasan tungku untuk memasak. Salah satu chef, Marzuki (42) asal Jakarta Timur, terlihat sedang menggoreng ayam goreng. Dengan serok raksasa dia memutar-mutar agar ayam goreng yang berada di wajan yang cukup besar matangnya merata.

"Ayo silakan dicicipi Pak," kata Marzuki menawari tim untuk mencicipi. Rasanya renyah karena baru saja digoreng. Tepungnya juga enak dan tidak terlalu tebal.

Sidak semacam ini sengaja dilakukan untuk memantau proses memasak di dapur perusahaan katering. Hal ini dipandang perlu dilakukan untuk menjaga mutu makanan para jamaah haji.

"Untuk melihat proses pengolahan katering itu. Kita lihat bagaimana dia melakukan pengolahan, bahan baku, kebersihan, penjamahannya, apakah menjaga kebersihan, juga pengepakan dan penyiapan. Alhamdulilah sudah cukup memenuhi standar," kata Evi Nuryana sebelum meninggalkan lokasi.

(van/nik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads