"Sistemnya kita ubah, setelah evaluasi sekarang kita bentuk tim buser yang mencari jamaah di waktu-waktu tertentu. Sebelumnya sistemnya patroli, keliling, panas dan (petugas) capai. Sekarang duduk dulu, setengah jam atau sejam sehabis salat baru cari jamaah yang kesasar," kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Calon Haji PPIH Kolonel A Riad S βkepada Media Center Haji, Sabtu (6/9/2014).
Jam-jam yang dianggap genting di Madinah sekitar pukul 08.00-10.00. Pada jam-jam ini jamaah perempuan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan berebut untuk bermunajat di Raudhah sehingga banyak jamaah terpisah dengan teman satu rombongannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim pengamanan membuka pos yakni 10 di depan kamar mandi (hamam) dan 3 kamar mandi dengan membawa bendera Merah Putih. Lokasi ini dipilih karena strategis, dekat pintu utama dan sebuah gedung besar berupa kantor kementerian haji dan umroh Arab Saudi.
Pihak keamanan juga memperhatikan serius beberapa lokasi pemondokan jamaah yang tergolong rawan, seperti pemondokan jamaah asal Lombok yang harus melewati beberapa lorong jika hendak menuju Masjid Nabawi.
Sementara itu tim pengamanan di Makkah akan mulai beroperasi pada 9 September mendatang. "Kita atur nanti ada pos stasioner di dekat pintu ke luar Marwah. Di sana ada pelataran yang akan menjadi titik temu jamaah," katanya.
Lokasi ini menjadi perhatian karena minim petugas. Sementara laporan para tenaga musiman tahun-tahun sebelumnya, di sini sering kali terjadi jamaah tertinggal dari rombongan.
"Area ini luasnya sekitar 150 meter dari terminal. Sementara pada musim-musim haji sebelumnya tidak ditempatkan petugas di area ini. Nantinya seluruh petugas kloter akan diminta mengawasi jamaahnya yang tertinggal dan lain-lain, sehingga sektor khusus Masjidil Haram bisa fokus mengamankan jamaah," ucap Riad.
(van/nik)