Dikutip dari Situs Resmi Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (6/9/2014), menurut Direktur Utama PT Jakarta Tolroad Development (JTD), Frans Sunito, konsep bus ulang-alik memang sudah dirancang sejak semula. Dengan konsep yang ada, bus akan terus berputar di atas tol dan tidak turun.
"Kita menyediakan bus ulang-alik dari satu titik ke titik yang lain. Di atas jalan tol tidak turun-turun busnya," kata Frans.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski dilengkapi dengan angkutan umum, namun tidak ada jalur khusus. Sehingga lalu lintasnya bercampur dengan kendaraan lainnya. Tetapi tetap dilengkapi dengan halte sebagai tempat naik turun penumpang.
"Kalau ada jalur khusus habis dong jalan tolnya. Yang penting anda tahu bus itu bercampur dengan kendaraan lain," kata Frans.
Dikatakan Frans, jarak antar halte nantinya tidak sedekat biasanya. Halte hanya dibangun di lokasi yang bersinggungan dengan transportasi lainnya seperti stasiun kereta api atau halte bus Transjakarta. Halte yang dibangun nantinya agak menjorok keluar, sehingga saat bus berhenti tidak menganggu kendaraan lainnya.
Selain itu, di setiap halte akan dilengkapi fasilitas tangga dan eskalator untuk memudahkan penumpang mengakses bus ulang-alik tersebut. "Di mana-mana di kota besar kalau anda lihat naiknya pakai eskalator dan turunnya pakai tangga," ucapnya.
Dipastikan headway atau jarak antar kendaraan akan diatur sehingga setiap 10 menit bus melintas. Kendati demikian, dirinya belum bisa memastikan bus yang akan dioperasikan apakah bus gandeng atau bus tunggal. "Tergantung demand, kalau demand tinggi pakai bus gandeng. Kalau kurang tinggi kita pakai single. Yang penting adalah jarak antar bus itu, setiap 10 menit melintas," tutur Frans.
(nik/try)