Kritik tersebut mencuat dalam diskusi temu aktivis muslim dan ta'mir masjid bertema 'Membedah ISIS' di serambi Masjid Al-Wustho, Solo, Jumat (5/9/2014) sore.
Sekjen Majelis Mujahiddin Indonesia (MMI), Ustadz Shabbarin Syakur, menyesalkan banyaknya orang yang menggunakan kalimat tauhid sebagai tulisan dalam pakaian, atribut maupun aksesoris lainnya. Padahal penggunaan kalimat itu tidak sembarangan bisa dipakai maupun dituliskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan lain adalah ekses dari sebuah peristiwa. Dia menyontohkan akhir-akhir ini banyak orang yang ditangkap karena dianggap menggunakan atau menyimpan lambang ISIS. Padahal yang dimaksud sebagai lambang ISIS adalah kalimat tauhid serta cap stempel Nabi Muhammad SAW.
"Akhirnya timbul kesan bahwa orang ditangkap karena memakai kaos atau atribut bertuliskan kalimat tauhid. Sekarang ini orang sembarangan saja menggunakan kalimat tauhid. Jadi sebenarnya jangan terlalu dipersalahkan kalau di luar negeri ada orang memakai bikini bertuliskan kaligrafi, karena kita sendiri juga tidak menghargai kalimat Allah," lanjutnya.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, KHM Dian Nafi'. Menurutnya setiap urusan harus dipertimbangkan secara proporsional. Apapun tindakan atau keputusan yang tidak tepat pada posisi dan kegunaannya, justru akan menjadi persoalan tersendiri dalam penerapannya.
"Sikap berlebih-lebihan dalam beragama itu justru dilarang oleh agama. Kerusakan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya (sebelum Islam) itu terjadi juga karena sikap yang berlebih-lebihan seperti itu," ujar Pengasuh Ponpes Mahasiswa Al-Muayyad, Solo, tersebut.
NKRI Amal Jariyah Umat Islam
Dian Nafi' lebih lanjut juga menegaskan sudah seharusnya bagi umat Islam di Indonesia untuk tidak ragu mendukung NKRI. Hal menurutnya, karena NKRI adalah amal jariyah umat Islam yang harus dijaga sebagai warisan untuk generasi masa depan.
Sementara itu Shabbarin Syakur menegaskan bahwa ISIS tidak akan bisa berkembang di Indonesia karena sejak awal sudah tidak jelas posisinya dalam percaturan dan pergulatan umat Islam di dunia. Dia bahkan dengan tegas mengatakan ISIS adalah bentukan kelompok sempalan yang ingin memecah-belah Islam.
Sementara itu Ketua Forum Pendukung Daulah Islamiyah (FPDI), Amir Mahmud, pembentukan FPDI sama sekali tidak terkait dukungan terhadap ISIS. Menurutnya, FPDI adalah gerakan mendukung tegaknya syariat Islam di Indonesia. Namun dia mengakui menggunakan istilah 'daulah' dalam forumnya untuk lebih memberikan nilai lebih.
(mbr/try)