Pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 menghasilkan temuan titik-titik benda keras di dasar Samudera Hindia. Namun kemungkinan besar titik tersebut merupakan material geologi.
Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) menuturkan, pencarian dengan menggunakan sonar memberikan informasi soal kedalaman laut dan komposisi yang ada di dasar laut yang menjadi zona pencarian.
"Sonar multibeam bisa mengidentifikasi tingkat kekerasan, meskipun tidak mampu membedakan antara (contohnya) logam keras dari badan pesawat dengan batu keras yang ada di dasar laut," ujar juru bicara ATSB seperti dilansir AFP, Jumat (5/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat MAS MH370 menghilang secara misterius saat mengudara dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China. Pemetaan dasar laut telah disebutkan sebelumnya, yakni banyak terdapat gunung api di dasar laut zona pencarian.
Menurut ATSB, dengan mengidentifikasi keberadaan benda keras di dasar laut, para ahli berarti harus melakukan penyelidikan lebih mendalam di lokasi yang dimaksud.
"Memberitahu di mana investigasi lebih mendalam perlu dilakukan saat proses pencarian bawah laut," sebutnya.
Tim ahli kini menggunakan data teknis untuk menyelesaikan penghitungan lokasi terakhir MH370. Tim juga bersiap melakukan pencarian bawah laut yang lebih intens mulai bulan ini.
Otoritas Australia dan tim penyelidik masih meyakini bahwa MH370 kini beristirahat di suatu lokasi yang ada di dalam zona pencarian di Samudera Hindia, yang masuk dalam lengkung ketujuh dalam data satelit terakhir.
(nvc/ita)