Aktivis Migrant Care Wahyu Susilo adalah calon Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi yang bersaing dengan 2 calon dari kalangan pengusaha yaitu Johnny Darmawan dan Sudhamek AWS. Hingga Rabu (5/9/2014) pukul 15.30 WIB, Wahyu memperoleh 32% dukungan dari pembaca.
Wahyu yang sudah berkecimpung sebagai aktivis sejak 1989 ini menjabat sebagai analis kebijakan di Migrant Care. Menurutnya, yang dibutuhkan buruh bukan hanya upah layak namun juga kehidupan yang layak. Sejumlah penghargaan pun ia peroleh, di antaranya Hero Active Against Human Trafficking/Modern Slavery dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (2007) dan Asia Youth Idol dari majalah Asia News Network (2008).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama menjadi aktivis, Chalid kerap mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak mendukung lingkungan atau bertentangan dengan pembangunan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinannya, Walhi juga beberapa kali menggugat perusahaan besar yang dianggap melakukan kejahatan lingkungan. Di seleksimenteri.com, pria berusia 49 tahun ini memperoleh 31% dukungan dari pembaca.
Bursa calon menteri lainnya yang diisi oleh aktivis adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dia adalah pendiri dan ketua Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Nani Zulminarni. Saat ini, Nani mendapat 55% dukungan pembaca seleksimenteri.com, unggul dari pesaingnya yaitu Andi Wahyuningsih Attas dan Retno L. P. Marsudi.
Lulusan Institut Pertanian Bogor ini aktif memperjuangkan nasib para wanita, terutama mereka yang menjadi kepala rumah tangga, janda, bercerai, dan lain-lain. Atas perjuangannya itu, Nani mendapatkan penghargaan Ashoka Fellowship pada tahun 2007.
Para aktivis ini dianggap cocok oleh Tim Pakar Seleksi Menteri untuk menduduki posisi menteri sesuai bidang mereka masing-masing. Bagaimana dengan Anda? Bila Anda merasa para aktivis ini hebat dan mampu menjadi menteri, ikuti polling-nya di sini.
(imk/erd)