"Persiapan kurang dua persen yakni masih ada sekitar lima pemondokan yang belum melakukan sinkronisasi kapasitas hotel yang telah disewa dan dikontrak dengan kapasitas yang ditetapkan dengan sistem e-Hajj," kata Ketua PPIH Daker Makkah Endang Jumali, Rabu (3/9/2014).
Awalnya disediakan tujuh hotel dengan kapasitas sekitar 7.000 orang dan sekarang tinggal lima hotel dengan daya tampung sekitar 2.000 orang yang sedang difinalisasi. Sistem e-Hajj tersebut ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi setelah Indonesia melakukan kontrak dengan pemilik hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menuntaskan persoalan itu, Endang berkoordinasi dengan Muassasah di Makkah dan Dinas Pariwisata. Di samping itu, pihaknya juga telah mengundang pemilik hotel yang kamarnya berbeda kapasitas untuk melakukan input data sesuai dengan e-Hajj paling lambat 4 September 2014.
"Apabila mereka tidak bisa menambah kamar maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama akan meminta kepada pemilik hotel untuk menambah kekurangannya dengan adendum hotel lain dengn kapasitas yang sama, tetapi dengan harga yang lebih murah," katanya.
Endang menambahkan apabila ternyata hal tersebut tidak bisa dilakukan maka langkah selanjutnya penginapan jamaah haji dialihkan ke tempat lain tetapi masih berada di wilayah tersebut supaya tidak pecah kloter.
Pemondokan jamaah haji di Makkah pada umumnya cukup bagus, setaraf dengan hotel bintang tiga. Seperti halnya Hotel Rehhal Mina yang bersebelahan dengan Kantor Urusan Haji Indonesia.
Hotel berlantai 16 tersebut bisa menampung sekitar 1.005 jamaah haji Indonesia. Setiap kamar dilengkapi dengan televisi dan mesin cuci dan almari baju. Ruang Lobby hotel cukup luas.
(van/aan)