Pesan ketiga warga AS ini disampaikan dalam wawancara langka dengan media AS, CNN, baru-baru ini. Kenneth Bae, Jeffrey Fowle dan Matthew Miller terlihat tegang dalam wawancara tersebut.
Namun mereka menjelaskan kondisi dan situasi yang mereka hadapi di negara otoriter tersebut. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (2/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bae menuturkan, dirinya diperlakukan semanusiawi mungkin di Korut, namun dia mengingatkan bahwa kondisi kesehatannya terus memburuk. Bae mendesak AS untuk bertindak secepat mungkin menyelamatkannya.
"Saya meminta pemerintah AS untuk mengirimkan utusannya sesegera mungkin. Saya pikir hanya itu satu-satunya harapan yang saya miliki sekarang," ujarnya.
Bae ditangkap pada November 2012 lalu, dan kemudian divonis 15 tahun kerja paksa atas dakwaan berupaya menggulingkan pemerintah Korut. Sedangkan Fowle masuk ke wilayah Korut pada 29 April lalu dan ditahan setelah dilaporkan meninggalkan Alkitab di salah satu hotel.
Sedangkan Miller ditangkap pada April lalu setelah dia menyobek visanya di kantor imigrasi setempat dan menuntut diberi suaka oleh negara komunis tersebut.
Ketiganya berbicara kepada CNN di sebuah hotel yang ada di ibukota Pyongyang. CNN menyebutkan, timnya yang telah berada di Korut dalam kunjungan tur resmi, secara mendadak diminta untuk mewawancarai ketiga warga AS tersebut.
"Saya dalam kondisi baik saat ini, tapi saya ingin orang-orang tahu bahwa saya putus asa, saya putus asa untuk mendapat bantuan," ucap Fowle, yang meminta agar mantan presiden AS Bill Clinton atau George Bush dikirimkan ke Korut sebagai utusan khusus.
"Situasi saya sangat mendesak ... saya pikir wawancara ini merupakan kesempatan terakhir saya untuk mendorong pemerintah Amerika agar membantu saya," tutur Miller.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini