Peristiwa ini berlangsung pada bulan lalu, atau tepatnya tiga hari setelah hari raya Idul Fitri. Ular itu terlihat sekitar pukul 14.00 WIB.
"Istri saya sedang menyiapkan makanan di meja makan bersama anak sulung yang berusia 1 tahun 3 bulan, tiba-tiba istri saya memanggil saya dan sebut kata ada ular di atas jemuran," cerita Asandi dalam email kepada detikcom, Selasa (2/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malam harinya, dia baru kembali ke rumah ditemani para penyelamat ular dari Sioux. Namun dipastikan ternyata ularnya sudah pergi. "Setelah konsultasi dan berbagi pengalaman dengan teman-teman Sioux pengalaman yang paling membekas adalah di sisi trauma. Sampai saat peristiwa tersebut masih membayangi istri saya dan saya," imbuhnya.
Aden, seorang warga yang tinggal di daerah perkotaan lainnya bercerita, pernah didatangi ular hingga tiga kali. Rumahnya memang dekat lahan kosong dan kebun luas. Saat masih usia anak-anak, dia pernah digigit ular hingga dibawa ke rumah sakit.
Lalu, dua tahun lalu juga dia pernah bertemu ular. Tepatnya ular itu ada di dalam kamar kakaknya. Ular itu kemudian ditangkap dan dibakar oleh sang ayah.
Kejadian paling terakhir, adik Aden melihat ular di balik sofa. Kala itu, adiknya hendak mengambil ikat rambut yang terselip di balik sofa, namun ternyata ada yang melingkar. "Saat dilihat lebih jelas ternyata ular. Dia teriak, dan kami kira hanya candaan, tetapi saat dilihat ternyata ular kecil yang terselip di sofa," ceritanya.
(mad/fdn)