Ulah pelaku-pelaku kriminalitas telah meresahkan warga Jakarta. Mereka bahkan berulang kali melakukan kejahatan. Banyak cara yang dilakukan penegak hukum untuk memberikan efek jera.
Setelah membekuk pelaku kriminal, kini aparat tidak langsung menggelandang mereka ke kantor polisi. Pelaku kriminal ini dipamerkan ke publik lengkap dengan dikalungi sebuah tulisan seputar aksi kejahatannya. Ada yang dijemur, dipajang dan bahkan ada yang dilucuti pakaiannya hingga harus berkolor ria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kisah 3 pria yang dipajang topless di halte dan stasiun:
1. Pria Cabul di Halte TransJ
|
Seorang warga bernama Erri Putri sempat mengabadikan sosok pria itu dan mengirimnya ke pasangmata.com. Erri mengatakan, pria itu dipajang oleh petugas TransJ agar para penumpang mengingat-ingat tampang pria cabul itu.
"Setiap orang yang lewat situ disuruh foto, buat mengingat-ingat kalau dia melakukan pelecehan seksual," ujar Erri ketika dihubungi detikcom, Senin (1/9/2014).
Tampak dari foto yang dikirim Erri, perawakan pria itu cenderung kurus. Pria itu juga terlihat mengenakan kacamata. Sebuah kertas bertuliskan 'Pelaku Pelecehan Sexual!!!' menggantung di leher pria itu. Dengan tampang memelas, pria itu juga tampak memegang kedua telinganya.
Erri mengatakan, pria itu melakukan perbuatan tercela di dalam bus TransJ koridor 8 Lebak Bulus-Harmoni, tepatnya di daerah Pondok Indah. Namun, Erri tak tahu pasti apa yang dilakukan pria itu sehingga mendapat 'hukuman' ditelanjangi dan dipajang.
"Dia dipajang di samping loket pembelian tiket. Dia cuma pakai kolor aja itu," kata Erri yang menjepret pria itu sekitar pukul 20,50 WIB.
Manajemen TransJ menyatakan langkah ini diambil agar penumpang mengenal wajah pelaku pelecehan ini.
"Ini juga sebagai sanksi sosial bagi pelakunya," kata Kepala Humas Unit Pengelola Transjakarta, Sri Ulina Pinem, kepada detikcom, Selasa (2/9/2014).
Ulina mengatakan meski sudah sering ditangkap petugas, pelaku pelecehan seksual masih berani beraksi di atas bus berjalur khusus ini. Dia mengatakan salah satu kendala pengungkapan kasus pelecehan seksual di TransJ adalah karena para korban tak mau melanjutkan laporan mereka.
"Ini memang menjadi kendala, kadang para korban tidak mau meneruskan laporan yang telah mereka buat ke polisi," katanya.
2. Copet Mejeng di Peron
|
"Ini tertangkapnya Jumat (15/8) lalu, sehabis Magrib," tulis Sri Markuat di pasangmata.com, Senin (18/8/2014).
Sri mengatakan, tak ada yang memukuli copet ini karena ada petugas yang berjaga. Copet ini diminta membuka baju, kemudian ada tulisan 'saya copet' yang diisolasi di bagian dada copet yang mengenakan celana panjang hitam ini. Copet ini dipamerkan di peron stasiun Manggarai.
Pada bahu kanan copet ini diisolasi uang Rp 50 ribu. "Sehabis itu copetnya dibawa sama Marinir," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, PT KAI menyatakan sengaja memajang copet yang tertangkap di kereta sebelum menyerahkannya ke polisi. Hal ini agar pengguna KRL mengenal dan mewaspadai para pencopet ini.
"Ada beberapa copet yang sudah dua atau tiga kali tertangkap, karena itu para copet ini sengaja dipajang agar penumpang tahu wajahnya," kata Kahumas PT KAI daops I Agus Komarudin kepada detikcom, Senin (18/8/2014).
3. Copet Dijemur di Stasiun Siang Bolong
|
"Kejadiannya ini kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB. Dia dijemur sama petugasnya," kata Pandu kepada detikcom, Senin (6/2/2014).
Pandu sempat mengirimkan foto copet ini ke pasangmata.com. Dalam foto itu terlihat pria yang yang mengenakan pakaian abu-abu ini menjadi perhatian penumpang yang turun dari kereta. Pria ini dipasangi tulisan 'Saya Copet'. Tulisan ini dipasang menggunakan tali yang dipasang di leher pria ini. Banyak penumpang yang tertawa saat melihat copet ini.
"Memang sudah sering tertangkap, Sabtu kemarin juga ada copet yang tertangkap," katanya.
Namun tidak ada seorang penumpang pun yang berani menghakimi copet ini. Hal ini disebabkan di sekitar copet yang dijemur ini ada TNI yang menjaga. "Ada TNI yang jaga jadi tak ada yang berani dekati copetnya," katanya.
PT KAI menyatakan hal ini sengaja dilakukan agar penumpang KRL mengenal wajah copet ini.
"Sebenarnya bukan satu orang, tapi ada dua orang yang kita jemur di Stasiun Manggarai," kata Kahumas PT KAI Daops I Agus Komaruddin kepada detikcom, Senin (2/6/2014).
Halaman 2 dari 4