Meski begitu DPC PKB Kota Probolinggo tetap bersikukuh Muhaimin tetap layak memimpin partai. Alasannya, pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut dianggap telah berhasil memimpin partai dan mampu membangkitkan PKB.
“Menjadikan Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB kembali cukup rasional dan strategis. Selain mampu membangkitkan suara PKB dari ujian elektoral pada pemilu 2009. Yang kedua PKB Cak Imin telah berhasil melakukan sinergi gerakan antara PKB-NU sehingga banyak tokoh yang awalnya berseberangan kini bergabung,” kata Ketua Fraksi PKB Kota Probolinggo, Abdul Azis, dalam perbicangan dengan detikcom di Pasuruan, Jumat (30/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“DPC PKB Kota Probolinggo menilai paket Muhaimin-Nahrowi masih ideal untuk massa depan PKB dan politik rahmatal lil alamin di Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya kekecewaan para kiai NU disampaikan ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
"Mereka (para kiai di PKB) sambatan, karena tidak pernah diundang atau diajak rapat oleh petinggi PKB dalam mengambil kebijakan," kata Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftakhul Achyar, Selasa (26/8/2014).
KH Miftakhul mengaku banyak menerima keluhan dari para kiai yang masuk di dewan syuro PKB. Selama kepemimpinan Muhaimin, mereka merasa ditinggalkan oleh pengurus DPP PKB.
"PKB itu kan dilahirkan dari NU dan menjadikan warga nahdliyin sebagai basisnya. Ibaratnya, PKB itu mencari makan di NU, tapi nyatanya PKB melenceng dan tidak sejalan dengan NU," tegas Pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah ini.
(fjp/fjp)