"Kejahatan di Jakarta jika dibandingkan dengan tahun lalu meningkat sekitar 3 persen," kata Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Sujarno dalam diskusi bertema 'Perkembangan Situasi dan Kondisi Jakarta Pasca PHPU oleh MK' di Balai Agung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2014).
Acara ini dihadiri Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama, Asisten bidang Intelejen Pangdam Jaya serta dari Kompolnas Pemprov DKI, para walikota serta camat lurah wilayah Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa karena legislatif dan presiden karena konsentrasi di situ.Yang turun Jakarta Barat saja dari DKI," ujarnya.
Ia sempat bercerita jika pada 21 Agustus lalu, dari ribuan massa yang berunjuk rasa, hanya 1 elemen masyarakat yang melaporkan unjuk rasanya. Itu pun lokasinya di Bundaran HI.
"Selebihnya tidak ada (yang melaporkan unjuk rasanya). Sesuai UU No. 9 tahun 1998, Polri dapat membubarkan," ucapnya.
Dalam pertemuan itu juga ia sempat menyinggung pertumbuhan ISIS di Jakarta. Ia menyebut sudah ada ratusan orang yang mendeklarasikan anggota ISIS. Karena itu, ia meminta agar seluruh warga Jakarta dapat bekerjasama dengan lebih memperhatikan tamu yang masuk di lingkungan rumahnya.
"Tamu wajib lapor 1x24 perlu kita galakkan kembali. Itu penting kalau ada yang datang, kita nggak tahu siapa yang datang. Kalau ada Densus yang datang baru terkaget-kaget," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama mengharapkan agar diskusi semacam itu tidak hanya menjadi rutinitas tahunan saja atau sekadar agenda kagetan karena sedang ramai pembahasan kelompok ISIS.
"Semoga kita tidak mengulang rutinitas atau kebetulan karena ada ancaman ISIS. Tapi ini penting setelah selesai putusan MK, kita harus duduk bersama jadi tidak merumuskan yang sama setiap tahunnya. Kalau mendeteksi awal, mengatasinya akan lebih baik," kata Ahok yang hadir dengan mengenakan kemeja batik lengan panjang.
(bil/rmd)