Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal menolak segala upaya untuk melucuti persenjataan Hamas di Gaza. Hal ini merupakan permintaan Israel setelah gencatan senjata jangka panjang diberlakukan.
"Senjata untuk perlawanan ini sakral dan kami tidak akan menerima permintaan tersebut," ujar Meshaal dalam konferensi pers di Doha, tempat pengasingannya, seperti dilansir AFP, Jumat (29/8/2014).
Sebelumnya, Israel mengkait-kaitkan pembangunan kembali Gaza setelah dilanda konflik berdarah selama 50 hari terakhir, dengan demiliterisasi wilayah tersebut. Namun Meshaal bersikeras bahwa Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meshaal menyatakan, persenjataan Hamas menjamin agar permintaan dan tuntutan mereka tidak dipandang sebelah mata, meskipun memang dia mengakui belum tentu permintaan Hamas disepakati.
"Tidak semua permintaan kami tercapai... tapi itu bagian yang penting," sebut Meshaal, merujuk pada pencabutan blokade Gaza yang ditolak oleh Israel.
Pemimpin Hamas menyerukan kepada Mesir, yang juga dipuji karena menengahi gencatan senjata di Gaza, untuk membuka perlintasan Rafah. "Ini merupakan tugas saudara kami di Mesir untuk segera membuka Rafah," ucapnya.
Konflik Gaza yang berlangsung selama 7 minggu, telah merenggut sedikitnya 2.140 nyawa warga Palestina, yang sebagian besar warga sipil. Sementara di pihak Israel, sebanyak 64 tentara dan 6 warga sipil tewas dalam konflik itu.
(nvc/ita)