Hal itu disampaikan Nur Mahmudi sebelum ekspos dan penilaian Keberhasilan Pembangunan dan Ketahanan Pangan di Gedung Sate, Kamis (28/8/2014).
"Alhamdulillah di Kota Depok masyarakat sudah banyak merespon tentang pemanfaatan pangan lokal selain beras, seperti misalnya nasi jagung yang kita kenalkan," ujar Nur Mahmudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga mengajak ke semua pelaku rumah makan untuk menyediakan nasi jagung. Bahkan sekarang kami melihat bukan hanya hari selasa saja tapi setiap hari juga menyediakan. Di rumah makan padang, rumah makan sunda, warteg, rumah makan betawi sampai ke restoran modern. Juga hotel sudah menyediakan pilihan nasi jagung," jelasnya.
Menurutnya, hal itu merupakan proses penyadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan yang beragam dan bergizi. Kualitas pangan menurutnya berkorelasi dengan tingkat kualitas manusia di Depok sehingga lebih produktif.
"Kepentingannya untuk jaga kesehatan dan meningkatkan produktivitas. Alhamdulilah industri yakin dan yang penting kita siap mendampingi," tutur Nur Mahmudi.
Sejak dijalankan mulai 2012, Nur Mahmudi menyebut ada penurunan konsumsi beras. "Dulu tahun 2011 konsumsi beras di Depok itu 97 kg perkapita per tahun sekarang jadi 90 kg per kapita per tahun. Umbi-umbian juga naik cukup tinggi," sebutnya.
(tya/ern)