Setelah puluhan tahun melakukan pemberontakan bersenjata yang merenggut ratusan ribu jiwa, MILF menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pada Maret lalu. Perjanjian tersebut memungkinkan MILF dan pemerintah Filipina berbagi kekuasaan di wilayah Filipina selatan.
"MILF mengutuk barbarisme dan kebiadaban, apakah itu dilakukan oleh kelompok-kelompok lain termasuk ISIS atau bahwa anggota MILF sendiri," demikian pernyataan MILF seperti dilansir AFP, Kamis (28/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lama ini, dua kelompok militan Filipina lainnya, Abu Sayyaf dan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), telah menyatakan dukungan dan kesetiaannya pada ISIS. Namun MILF menyatakan, hal tersebut tak perlu dirisaukan.
"Bagi kami, ancamannya bukan pada kedua kelompok yang bergabung dengan ISIS. Jumlah mereka terlalu kecil untuk dirasakan dan bisa membuat perbedaan," tandas MILF.
"Ancaman sebenarnya datang dari ekstremisme yang didukung ISIS. Ide-ide itu menular dan menginfeksi," pungkasnya.
(ita/ita)