Melalui kegiatan Edukids dengan fasilitas Kid's Corner, Museum Nasional mengundang 100 anak-anak dari PAUD, TK dan SD di sekitar Gambir. Kegiatan itu disebut-sebut menghabiskan anggaran antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.
"Nggak sampai, Rp 50 juta atau Rp 100 juta. Penataan (dekorasi) ada tapi nggak lebih dari Rp 100 juta," kata Kepala Museum Nasional Intan βMardiana kepada detikcom di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini untuk menumbuhkan rasa, menyediakan waktu untuk meningkatkan kreativitas," ujar Intan.
Kid's Corner ini juga memamerkan alat musik tradisional, kerajinan tangan anak-anak seperti kendi dengan lukisan, payung dengan lukisan dan batik. Sebuah LCD 42 inch memutarkan video tentang batik saat anak-anak asyik melukis batik lengkap dengan lilin dan canting.
"Tadi mereka tur keliling museum terlebih dahulu baru ke Kid's Corner. Jadi mereka sudah keliling dan di ruangan ini mereka luapkan apa yang mereka rasakan dan miliki," ujar Intan.
Kegiatan yang bertujuan untuk menggaet anak-anak dan kaum muda agar berkunjung dan turut memelihara peninggalan leluhur itu memang terasa mengubah stigma museum. Menurut Intan, biaya yang dikeluarkan tak seberapa dibandingkan hasilnya nanti.
"βKita tidak pakai anggaran terlalu besar. Paling untuk makanan dan snack karena ini harus kontinyu. Ada suvenir juga untuk anak-anak, nanti kita bikin permainan dengan hadiah tertentu. Jadi tidak selalu mahal," tutup Intan.
Selain Kid's Corner, Museum Nasional juga telah memiliki agenda rutin seperti Teater Koma sebagai salah satu upaya menarik minat kaum muda. Museum Nasional juga berencana membuat bioskop mini untuk anak-anak menonton film tentang budaya dan sejarah Indonesia.
(vid/mpr)