Hal ini dinyatakan oleh Koordinator Dewan Juri KSM 2014 yang juga Dosen Fisika ITB Abdul Waris yang ditemui detikcom, Kamis (28/8), di sela kegiatan KSM 2014 yang berlangsung hingga Jumat 29 Agustus nanti di Hotel Clarion, Makassar.
Menurut Waris, siswa madrasah peserta KSM yang ketiga ini tidak kalah bobotnya dengan siswa-siswa sekolah umum lainnya yang biasanya menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional. Dari hasil pengamatannya pada KSM 2014, para siswa madrasah di luar Jawa lebih unggul dalam bidang eksperimen, sedangkan siswa-siswa madrasah dari Jawa unggul di bidang teori. Keduanya masing-masing memiliki penilaian tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara menurut Ketua Panitia I KSM 2014 yang juga penanggung jawab lomba, Kidup Supriyadi, menuturkan bahwa siswi Madrasah Aliyah Insan Cendekia di Serpong, Uyun Charisa Azizah, baru saja meraih medali perunggu di Olimpiade Geografi di Polandia, Agustus ini.
"Bobot pelajaran sains di madrasah tidak berbeda dengan sekolah umum, baik jam pelajaran maupun kurikulumnya, malah memiliki nilai plus dengan pelajaran-pelajaran agama dan akhlak," pungkas Kidup.
Kidup menambahkan, alumni-alumni madrasah juga tidak sedikit yang diterima di kampus-kampus ternama di dalam dan luar negeri. Dengan adanya kompetisi sains setiap tahunnya dapat memotivasi para siswa-siswi madrasah untuk mengembangkan budaya kompetitif yang sehat dan unggul di bidang intelektual, emotional dan spiritualnya.
KSM 2014 di Makassar ini dibuka oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, senin 25 Agustus kemarin. Sedianya, penutupan KSM 2014 akan dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin malam nanti (29/8).
Kompetisi Sains Madrasah merupakan kegiatan tahunan yang rutin digelar. KSM pertama digelar pada 2012 di Bandung dan KSM kedua digelar di Malang pada 2013. Rencananya KSM 2015 akan diselenggarakan di Palembang.
(mna/ndr)