"Saya menduga kuat ada politisi yang bermain. Ada politisi korup yang ingin relawan supaya tidak mencerca cacat di belakang mereka yang tidak baik," ujar Boni di Kantor Kompolnas, Gedung PTIK, Jl Tirtayasa Raya, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2014).
Boni mengatakan, politisi tersebut terindikasi melakukan korupsi namun belum diproses hukum. Politisi tersebut juga ingin menjadi menteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa kira-kira politisi tersebut? Boni hanya memberikan jawaban singkat. "Oknumya mengarah kepada salah satu figur pimpinan partai koalisi pengusung Jokowi," ucap Boni.
Boni menegaskan kedatangannya Senin lalu bukan karena menginginkan posisi. Dia bahkan sudah meminta namanya dicoret dari Kantor Transisi.
"Saya sebagai jubir relawan harus bicara mewakili 15 organisasi itu. Lalu dipolitisir di media bahwa relawan minta porsi. Kalau saya sudah minta nama saya dicoret dari Kantor Transisi," imbuhnya.
Boni mengaku kedatangannya ke Kantor Transisi hanya untuk bersilaturahmi. Boni berpendapat, tugas relawan yakni masuk dan ikut merumuskan atau mengawal seluruh penyusunan dokumen strategi pemerintahan yang ditugaskan kepada rumah transisi.
"Kita mempertanyakan janji Jokowi yang mengajak relawan untuk ikut membantu dalam pemerintahan. Itu gimana sekarang belum dilibatkan," tutur Boni.
Pada hari Senin, Boni bersama Relawan 88 beraksi meminta ikut dilibatkan dalam kerja Kantor Transisi. Namun pada pertemuan dengan Tim Kantor Transisi hari ini untuk membahas jadwal kerja, Boni tidak terlihat. Anggota Relawan 88 yang hadir berjumlah 60 orang. Boni memilih menjenguk anggota Kompolnas Adrianus Meliala yang diperiksa polisi karena tuduhan memfitnah.
(nik/nrl)