"Di sana, mereka langsung dijemput oleh organisasi teroris dan dilatih secara militer. Terakhir kita ketahui pintu masuk bukan hanya dari Turki tapi juga lewat Doha, Qatar," ujar Ansyad dalam Diskusi 'Indonesia Merespon Ancaman ISIS' di Hotel Borobudur, Jakpus, Senin (25/8/2014).
Ansyad mengatakan, dari pihak KBRI setempat, ada laporan 2 minggu lalu WNI yang berjalan kaki melintasi Saudi Arabia. Orang itu pun ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang ini dikatakan Ansyad adalah tokoh-tokoh teroris Indonesia seperti dari Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorut Tauhid, Negara Islam Indonesia dan masih banyak lagi kelompok Islam lainnya. Menurut Ansyad, dalam 3 bulan terakhir, ada belasan teroris yang juga teridentifikasi berangkat ke Suriah untuk berjihad.
"Mereka sudah punya paspor dan terang-terangan mengaku akan berangkat ke Suriah. Di sanalah mereka akan berjihad," tutur Ansyad.
Ansyad sendiri menyebut dari data Uni Eropa, WNI yang sudah ke Suriah ada sekitar 2.000 orang lewat Australia. Meski begitu, data BNPT yang sudah teridentifikasi ada 34 orang.
Keterangan lain datang dari Wamenlu Dino Patti Djalal. Ia mengatakan sudah ada sekitar 100 WNI yang sudah berangkat ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan ISIS.
"Terakhir 56 tapi kemudian naik lagi, BNPT bilang sekitar 100-an yang ada. Tapi angka ini terus berubah dan kita masih perlu usaha lebih lanjut mencapai angka lebih persis," jelas Dino dalam kesempatan yang sama.
(ear/vid)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini