Pemerintah Turki memanggil Duta Besar (Dubes) Jerman untuk dimintai keterangan. Pemanggilan ini terkait laporan bahwa intelijen Jerman memata-matai Turki selama bertahun-tahun.
"Eberhard Pohl (Dubes Jerman untuk Turki) dipanggil pagi ini terkait laporan di media Jerman. Kami akan menyampaikan keprihatinan dan kekhawatiran kami," terang seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Turki yang enggan disebut namanya, kepada AFP, Senin (18/8/2014).
Laporan soal aktivitas spionase Jerman terhadap Turki yang merupakan sekutunya NATO tersebut, dilaporkan oleh majalah mingguan ternama Jerman, Der Spiegel pada edisi Minggu (17/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih menurut Der Spiegel, pemerintah Jerman sendiri yang memilih Turki sebagai target spionasenya sejak tahun 2009.
Jika hal ini terbukti benar, maka tentu menjadi ironi tersendiri. Sebab tahun lalu, Jerman marah besar ketika terungkap bahwa intelijen AS pernah menyadap percakapan telepon Kanselir Jerman Angela Merkel.
Secara terpisah, juru bicara pemerintah Jerman, seperti dilansir Reuters, membenarkan bahwa Dubes Jerman untuk Turki memang diundang pemerintah Turki untuk membahas sejumlah isu. Namun juru bicara tersebut membantah bahwa Dubes Jerman dipanggil untuk dimintai keterangan.
Saat ditanya oleh wartawan apakah Turki merupakan negara sahabat yang seharusnya tidak menjadi target spionase, juru bicara tersebut hanya menjawab: "Jerman bekerja sama erat dengan Turki di berbagai sektor."
Jerman merupakan mitra perdagangan terbesar Turki di Uni Eropa. Jerman juga menjadi tempat tinggal bagi sekitar 3 juta warga Turki. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar untuk negara kawasan Eropa.
(nvc/ita)