3 Permintaan Spesial Ahok kepada Presiden Terpilih Jokowi

3 Permintaan Spesial Ahok kepada Presiden Terpilih Jokowi

- detikNews
Sabtu, 16 Agu 2014 13:18 WIB
3 Permintaan Spesial Ahok kepada Presiden Terpilih Jokowi
Jakarta - Hubungan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Joko Widodo (Jokowi) sangat harmonis. Ketika bertemu, Ahok tidak segan-segan memberikan masukan dan menyampaikan permintaan khusus kepada Jokowi yang terpilih menjadi Presiden.

Ahok secara pribadi telah mengucapkan selamat atas terpilihnya Jokowi yang juga Gubernur DKI Jakarta menjadi Presiden. Ada sejumlah saran dan masukan yang disampaikan Ahok kepada Jokowi.

Suami Veronika Tan ini bahkan berharap Jokowi terus menjalin komunikasi dan pertemuan dengannya ketika menduduki jabatan menjadi orang nomor satu di Indonesia itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 3 permintaan spesial Ahok kepada Presiden Terpilih Jokowi:

1. Pilih Mensesneg yang Kenal Ahok

Ahok mengaku punya permintaan kepada presiden terpilih, Jokowi. Kader Gerindra yang biasa disapa Ahok ini meminta Jokowi memilih Mensesneg dan Menseskab yang dia kenal.

Pengakuan Ahok itu dia sampaikan saat jadi narasumber dalam Kuliah Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014). Menurutnya banyak masalah terkait pengadaan karena banyak persoalan dalam Kepmen.

"Saya sudah laporkan ke Pak Jokowi nggak perlu bikin UU baru, masa mau bikin PERPU nanti malah ribut. Cukup bapak panggilkan saja Menteri-menteri, LKPP, UKP 4 terkait pengadaan barang. Beliau setuju tapi nggak tahu juga kalau beliau pilih Mensesnegnya yang ngaco bisa susah saya ketemu ini," kata dia.

Karena itu, dia berpesan agar Jokowi pintar memilih menteri pada dua jabatan itu. "Makanya saya bisik-bisik sama Beliau kalau boleh Mensesneg dan Menseskabnya yang saya kenal baik juga pak. Kalau enggak nanti kalau ketemu bapak jadi repot lagi," kata Ahok.

Ahok khawatir jika menteri yang dipilih Jokowi tak dikenal baik, bisa jadi dia akan berselisih paham. Apalagi jika jadi Presiden Jokowi tak akan sesering sekarang memegang handphone pribadinya.

"Nanti Bapak kira saya sombong. Saya kan udah nggak bisa menyelonong-nyelonong masuk ke kamar Bapak lagi kalau sudah jadi presiden. Kecuali Bapak pegang BB, gua bisa 'ping... ping... ping, gua di depan nih'. 'Ping... ping... ping, ketemuan di mana nih, kamu lagi di mana, makan di mana, lagi kosong nggak?'," canda Ahok.

2. Tunjangan Guru Jadi Tunjangan Profesi

Ahok telah memberikan saran kepada Joko Widodo apabila resmi dilantik menjadi Presiden terpilih kelak. Ia meminta Jokowi mencabut tunjangan sertifikasi guru, lalu menggantinya dengan tunjangan profesi.

"Saya sudah minta sama Pak Jokowi tolong kalau nanti sudah dilantik jadi Presiden, tunjangan sertifikasi guru itu dicabut. Tidak boleh ada tunjangan sertifikasi guru, yang boleh itu adalah tunjangan profesi," kata Ahok saat bicara tentang tunjangan PNS di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2014).

Ahok berpendapat mekanisme pemberian tunjangan sertifikasi guru tak efektif. Dia mengusulkan diganti menjadi tunjangan profesi yang diberikan tiap lima tahun, tapi dengan nilai yang sama.

"Kalau sekarang kan lihat guru-guru kita, tiap bulan kerjanya fotokopi sertifikat melulu. Untuk apa? Untuk dapatkan tunjangan sertifikat. Harusnya tiap lima tahun dites masih sesuai nggak dia jadi guru, kalau sesuai ya sudah uangnya dikirim otomatis ke rekeningnya,” ujarnya.

"Jadi saya tidak menghapus jumlah uang tunjangan sertifikasi, bukan. Cuma untuk dapatkan uang itu tidak perlulah tiap bulan kerjanya nggak ngajar mungkin hanya mikirin fotokopi saja ngumpulin berkas,” paparnya.

Model yang sama, Ahok juga ingin menerapkan untuk mekanisme pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) bagi para PNS di DKI. "Kita mau tunjangan yang baik tapi kalau tidak beres ya kita tidak keluarkan. Jadi semua orang harus dites. Pak Jokowi berharap Jakarta ini jadi model tentang tunjangan kinerja daerah ini,” pungkas Ahok.

3. Minta Back Up

Ahok meyakini dengan Joko Widodo (Jokowi) terpilih menjadi presiden, dirinya memiliki orang yang senantiasa mendukung kebijakannya. Hal ini dikarenakan Gubernur DKI Jakarta tersebut pasti akan memilih jajaran kabinetnya yang berkompeten.

"Kalau saya jadi gubernur dan bapak (Jokowi) menjadi presiden, bapak bisa back up saya karena kepala Kejagung dan lain-lainnya bapak yang milih," tutur Ahok di Balai Agung DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (24/7/2014).

Sehingga, dapat diajak bekerjasama dengan lebih baik lagi. Pasalnya, tidak jarang petinggi kepolisian ada juga yang doyan mempersulit pemimpin daerah dalam mengambil kebijakan.

Bahkan dia menilai, orang yang nantinya akan diajak bekerja sama dengan Jokowi menjalankan pemerintahan tidak harus bergelar akademik tinggi. Tetapi, orang yang memiliki nyali dan keberanian membongkar 'budaya' lama serta mengambil kebijakan.

"Mungkin menteri-menteri pun nggak perlu profesor doktor tapi orang-orang yang punya nyali saja buat ambil kebijakan," lanjutnya.

Saat disinggung siapa yang dia harapkan untuk menjadi Wakil Gubernur mengganti posisinya, Ahok berkelakar ingin artis perempuan yang cantik.

"Kalau saya sih inginnya artis perempuan cantik," ucapnya sambil tertawa.

"Tapi itu semua kebijakan partailah nanti," pungkas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Halaman 2 dari 4
(aan/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads