Rumah Sakit Australia Salah Umumkan Kematian 200 Pasien

Rumah Sakit Australia Salah Umumkan Kematian 200 Pasien

- detikNews
Kamis, 14 Agu 2014 12:20 WIB
Ilustrasi
Melbourne -

Sebuah rumah sakit di Australia salah mengirimkan pemberitahuan kepada dokter bahwa lebih dari 200 pasien telah meninggal dunia. Padahal seharusnya pemberitahuan tersebut mengenai pasien yang sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Atas kesalahan ini, pihak rumah sakit meminta maaf kepada publik. Kesalahan Austin Hospital di Melbourne, Australia ini baru disadari beberapa jam kemudian dan para dokter pun diberitahu kebenarannya.

Namun ada satu dokter yang terlanjur menghubungi keluarga pasien untuk menyampaikan kabar kematian tersebut. Demikian seperti dilaporkan surat kabar setempat, Herald Sun dan dilansir AFP, Kamis (14/8/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Yayasan Austin Health yang mengoperasikan rumah sakit tersebut, pemberitahuan yang salah tersebut dikirimkan pada Rabu, 30 Juli lalu. Menurut mereka, insiden ini murni merupakan kesalahan manusia.

Penyebabnya, perubahan template (desain) untuk pemberitahuan kematian di rumah sakit tersebut, disimpan pada template standar dalam sistem komputer rumah sakit. Tanpa dicek lebih lanjut, pemberitahuan tersebut langsung dikirim ke seluruh dokter yang menangani pasien yang bersangkutan.

"Menyadari kesalahan tersebut pada Rabu (13/8) pagi, Austin Hospital dengan segera menghubungi seluruh klinik GP (dokter umum) yang terdampak," tutur juru bicara Austin Health, Taryn Sheehy dalam pernyataannya.

"Kami meminta maaf sebesar-besarnya bagi sebuah klinik yang terdampak, yang sebagian besar, sangat memahami kesalahan ini," imbuhnya.

Sheehy menambahkan, perawatan para pasien sama sekali tidak terdampak akibat insiden ini. Namun presiden Asosiasi Medis Australia cabang Victoria, Tony Bartone menyebut kesalahan tersebut sangat tidak bisa diterima.

"Persoalan IT seharusnya tidak mengganggu perawatan pasien atau kepercayaan publik pada sistem pelayanan kesehatan di Victoria," sebutnya.

"Sebagian besar GP ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan pasien dan keluarganya. Pasti sangat menyedihkan untuk menerima fax seperti itu, terutama yang berkaitan dengan kematian anak-anak dan remaja," tandas Bartone.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads