Cerita Pilu Keluarga Bocah Korban Mutilasi Saat Melapor Anak Hilang ke Polisi

Cerita Pilu Keluarga Bocah Korban Mutilasi Saat Melapor Anak Hilang ke Polisi

- detikNews
Rabu, 13 Agu 2014 07:20 WIB
Pekanbaru -

Keluarga korban mutilasi di Riau merasa kecewa dengan pihak kepolisian. Ini karena dahulu saat melakukan laporan kehilangan anak mereka malah kurang mendapat respons.

Kekecawaan itu disampaikan, Tujianto (44) dan istrinya Misnah (42) warga Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Anak mereka bernama Rendy Hidayat (9) hilang pada 14 Agustus 2013 lalu. Bocah itu tak pernah kembali hingga sekarang.

Belakangan ternyata bocah itu jadi korban mutilasi para tersangka Delfi (19), Sopiyan (26), Diky (16), dan Dita Desma (19) yang saat kejadian masih berstatus istri Delfi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujianto mengakui, jika anaknya dengan Delfi dan Dita sudah saling kenal. Ini karena korban sering bertemu keduanya. Di mana letak rumah kedua tersangka itu dekat dengan SD 08 dimana Rendy bersekolah.

Sejak Rendy hilang, sepekan kemudian, Delfi dan Dita pindah ke Duri, Kabupaten Bengkalis. Malah ibu Rendy sempat mempertanyakan keberadaan bocah itu kepada pasangan suami istri itu. Namun keduanya mengaku tak mengetahui.

Namun yang pasti, sejak Rendy tak pulang, kedua orangtua hari itu juga melaporkan kasus kehilangan anak ini ke Polsek Tualang, di bawah jajaran Polres Siak. Tapi laporan ini tak diseriusi polisi.

"Alasannya kalau anak hilang, harus hitungannya 2x24 jam. Saat itu kami disuruh mencari ke tetangga dulu," kata Tujianto menirukan ucapan polisi yang menerimanya melapor, Rabu (13/8/2014).

Tujianto dan warga sekitar sudah berusaha untuk mencari Rendy, namun tak ada hasil. Kemudian mereka melapor ke polisi, tapi ya itu tadi tak mendapat respon. Warga kembali bergotong royong untuk mencari Rendy ke sana kemari. Ada yang mencari ke sungai, dan beberapa lokasi yang dicurigai.

"Setelah dua hari kejadian, saya kembali lapor ke polisi. Polisi hanya minta foto anak saya saja. Tidak juga dikasi surat laporan," kata Tujianto.

Merasa kecewa dengan polisi, Tujianto dan warga terus tak mengenal lelah untuk mencari Rendy. Ada satu bulan lebih, rumah Tujianto menjadi posko para warga yang mencari Rendy. Siang malam mereka berusaha mendapatkan bocah itu.

"Di kampung ini, saban malam menjadi tempat ngumpul warga yang berusaha mencari. Kami siang hari berpencar mencari kesana kemari, malamnya kami kumpul di pelataran rumah hanya membentangkan tikar," kata Tujianto.

Selama masyarakat heboh mencari Rendy, tak pernah polisi datang untuk membantunya. Inilah yang membuat kecawa warga atas sikap Polsek Tualang yang cuek.

"Ratusan masyarakat di sini kumpul saban malam setelah lelah mencari Rendy. Tak pernah satu anggota polisi datang membantu kami. Inilah kekecewaan saya terhadap polisi. Mengapa laporan kehilangan anak saya waktu itu tak ditanggapi," kata Tujianto.

Setelah kasus ini terbongkar, barulah Polsek Tualang mendatangi rumah Tujianto. Polsek Tualang meminta agar mereka membuat laporan kehilangan anak. Laporan itu baru dilakukan pada 27 Juli 2014.

"Setelah tersangka dapat, polisi datang ke rumah kami meminta agar membuat laporan kehilangan anak. Saya sempat protes, bukannya setahun yang lalu kami ini sudah melaporkan masalah ini," kata Tujianto.

Kini Tujianto dan istrinya hanya bisa pasrah. Ternyata anak ke 4 dari 5 bersaudara itu menjadi korban mutilasi Delfi dan Dita yang sudah mereka kenal sangat akrab dengan anaknya.

"Saya hanya minta, agar para pelaku dihukum mati," kata Tujianto.

"Tapi saya sangat kecewa berat, melihat Polsek Tualang yang selama ini tak pernah menggubris laporan kehilangan anak saya," kata Tujianto.

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari Polsek Tualang ataupun Polres Siak.

(cha/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads