Australia dan Belanda bersumpah untuk menegakkan keadilan bagi keluarga korban tragedi pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17. Meskipun kini pencarian jasad dan potongan tubuh korban tengah dihentikan sementara.
"Kami berutang kepada korban tewas, kami berutang kepada keluarga yang berduka untuk membawa mereka (korban tewas) pulang dan memberikan keadilan," ucap Perdana Menteri Australia, Tony Abbott seperti dilansir AFP, Selasa (12/8/2014).
"Kami tidak hanya mitra dalam duka, tapi juga mitra dalam menegakkan keadilan dalam menghadapi kekejaman mengerikan ini," imbuhnya kepada Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte dalam konferensi pers di Den Haag.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belanda kehilangan 193 warganya dan Australia kehilangan 38 warganya serta warga asing yang tinggal di sana, saat pesawat MAS MH17 dengan rute Amsterdam-Kuala Lumpur ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina pada 17 Juli lalu. Sebanyak 298 penumpang dan awak yang ada di pesawat tersebut tewas.
Ahli forensik dari Belanda, Australia dan Malaysia mendatangi lokasi jatuhnya pesawat tersebut, yang berada di Ukraina bagian timur yang dikuasai separatis pro-Rusia. Tapi mulai Rabu (6/8) lalu, upaya pencarian dihentikan sementara.
Tim internasional terbang kembali ke Belanda karena terlalu berbahaya untuk tetap tinggal di sekitar lokasi kejadian, yang juga menjadi medan pertempuran tentara Ukraina dengan separatis pro-Rusia.
"Meskipun operasi dihentikan sementara... tentu itu belum selesai," tegas Abbott.
"Kami menghentikan pekerjaan kami untuk sementara, tapi kami tidak berhenti. Perdana Menteri Abbott dan saya bertekad untuk kembali bekerja di lokasi kecelakaan sesegera mungkin, setelah situasi cukup stabil," timpal PM Rutte.
(nvc/ita)