"Ekstasi Belanda itu, 1 butirnya saja masih bisa diekstrak lagi menjadi 4 butir," katanya di gedung PT Pos Indonesia, Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2014).
Sehingga dari penemuan 519 butir tersebut dapat dipecah hingga 2.076 butir. Setiap butir hasil ekstraknya ditaksir senilai Rp 200 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi ekstasi yang ditemukan pada 17 Juli lalu tersebut berlambang domino. Di mana ekstasi dengan lambang domino tersebut merupakan jenis baru yang beredar di Indonesia.
"Kalau biasanya kan Mickey Mouse. Itu jenis lama," ucap Hatta.
Di samping itu, pihaknya mengaku selalu melakukan pemeriksaan mendalam untuk paket-paket yang berasal dari Belanda dan negara-negara yang rawan penyelundupan narkotika. Negara-negara tersebut antara lain Iran, Hongkong, Malaysia dan Belanda.
"Bahkan kami selalu memerika 2-3 kali paket-paket yang masuk dari negara-negara tersebut," ungkapnya.
Menurut Hatta, pengirim yang merupakan warga Malaysia juga cukup lihai dalam mengemas paket. Penggunaan alumunium voil dimaksudkan untuk mengaburkan isi paket.
"Pengirim juga mengelabui dengan memalsukan nama pengirim. Dia menulisnya kiriman dari perusahaan hardware," ucapnya.
Penerima paket juga dipalsukan untuk menyulitkan penyelidikan. Paket tersebut tertulis ditujukan kepada Hn yang tinggal di daerah Jakarta Barat. Padahal penerima sebenarnya adalah FM.
(kff/rmd)