"Karena di sini pakai mic pelan saja, kalau di Papua keras ya biasa cuma di sini pakai mic," ucap Hamdan sambil tersenyum-senyum kepada saksi Prabowo saat sidang di Gedung MK Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Hal itu disampaikan Hamdan saat pihak terkait yaitu kuasa hukum Jokowi-JK, Taufik Basari ingin bertanya pada saksi Vincent yang merupakan saksi Prabowo di Kabupaten Dogyai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu pernyataan ini..." jawab Vincent dengan suara keras dipotong Hamdan.
"Biar saya yang tanya, apakah ada tokoh adat?" tanya Hamdan ambil alih.
"Tidak ada, kalau ada saya bilang ada. Apa yang saya tahu sudah saya bicarakan," jawab Vincent masih dengan suara keras dan kesal pada pihak terkait yang bertanya.
"Saudara kenal Dandim dan Polres?" lanjut Taufik Basari.
"Kapolres Nabire Dogyai saya tidak tahu," jawab saksi.
"Kenal?" tanya Taufik.
"Tahu, Pak Dandim dan Kapolres tugas mereka itu keamanan," jawab saksi masih bersuara keras namun dengan logat khas Papua.
"Saudara katakan merasa ditekan, bagaimana sikap Dandim dan Kapolres saat itu?" tanya termohon lagi.
"Orang Dandim saja tidak berani apalagi anda kalau ke sana belum tentu berani, ini situasi daerah. Tidak masuk akal pertanyaan anda, anda coba ke Papua kolonel saja tidak berani apalagi Vincent!" ucap saksi panjang lebar dengan suara keras namun mengundang tawa.
"Oke cukup," kata Taufik.
Dalam kesaksian sebelumnya, Vincent protes karena tak ada pemungutan suara ulang di 2 distrik di Kabupaten Dogiyai. Saat rekap di kabupaten, saksi tak mempermasalahkan karena merasa ditekan dan Bupati diusir saat itu.
(bal/rmd)