Sebut Israel Berhak Membela Diri, Obama Sambut Proposal Gencatan Senjata

Sebut Israel Berhak Membela Diri, Obama Sambut Proposal Gencatan Senjata

- detikNews
Selasa, 15 Jul 2014 11:06 WIB
serangan Israel di Gaza (Reuters)
Washington, -

Pemerintah Mesir menawarkan proposal gencatan senjata antara Israel dan Hamas di wilayah Gaza. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun menyambut hal ini. Obama berharap, rencana ini akan mampu mengembalikan ketenangan di wilayah tersebut.

Dalam jamuan buka puasa di Gedung Putih, Obama juga mengatakan, Israel punya hak untuk mempertahankan dirinya dari serangan-serangan roket Hamas. Namun Obama juga menyebutkan kematian warga sipil Palestina dalam konflik tersebut sebagai "tragedi."

Hal ini disampaikan Obama setelah pemerintah Mesir menyatakan, gencatan senjata hendaknya mulai berlaku sejak Selasa ini. Mesir juga bersedia menjadi tuan rumah pertemuan para delegasi tingkat tinggi Israel dan Palestina untuk melakukan dialog begitu gencatan senjata dilaksanakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gambaran yang kita lihat di Gaza dan Israel adalah menyayat hati," tutur Obama seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/7/2014).

"Saya akan katakan dengan sangat jelas, tak ada satu negara pun yang bisa menerima roket-roket yang ditembakkan sembarangan ke warga sipil. Kami telah menegaskan -- Israel berhak membela dirinya dari apa yang saya anggap sebagai serangan yang tak bisa dimaafkan dari Hamas," cetus Obama.

"Pada saat yang sama... kematian warga sipil Palestina dan korban luka adalah tragedi, karena itulah kami telah menekankan perlunya melindungi warga sipil tak peduli siapapun mereka atau dimanapun mereka tinggal," imbuh Obama.

Atas konflik ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah banyak melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pejabat-pejabat pemerintah Mesir.

Sebanyak 186 warga Palestina telah tewas dan sekitar 1.230 orang lainnya terluka akibat bombardir Israel di Gaza yang telah memasuki hari kedelapan ini. Hari Sabtu, 12 Juli waktu setempat merupakan hari paling berdarah selama operasi militer Israel ini dengan menewaskan 56 orang.

Militer Israel memulai operasi yang diberi nama Operation Protective Edge ini pada Selasa, 8 Juli dini hari waktu setempat. Israel berdalih bahwa operasi ini dilancarkan untuk menghentikan serangan-serangan roket ke wilayah Israel yang dilancarkan kelompok-kelompok militan di Gaza.

Sejak operasi Israel tersebut dimulai, serangan roket dari Gaza ke wilayah Israel kian meningkat. Menurut militer Israel, sekitar 715 roket Gaza telah mendarat di wilayah negeri Yahudi itu. Sementara 160 roket lainnya berhasil ditembak jatuh dengan sistem antirudal Israel, Iron Dome.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads