Pelantikan ini diselenggarakan, Sabtu (12/7/2014) di Gedung Olahraga, Komplek Perkantoran Pemkab Rohil. Anak kandung Gubernur Riau itu adalah Erianda yang selama ini hanya sebagai PNS.
Erianda yang selama ini hanya memiliki jabatan setingkat kepala seksi, langsung melejit menjadi orang nomor dua di Pemkab Rohil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilantiknya Annas menjadi Gubernur Riau, maka secara otomatis Wakil Bupati Rohil Suyatno mengisi kekesongan jabatan bupati hingga tahun 2016. Selanjutnya jabatan Wabup Rohil kembali kosong, yang kini dijabat anak Gubernur Riau.
Pengamat politik dari Lembaga Advokasi Publik, Rawa El Amady menilai, sepanjang proses mekanisme pencalonan Wabup Rohil mengikuti aturan yang ada tidak menjadi masalah.
"Tapikan di politik tidak hanya sekedar ingin merebut kekuasaan. Tapi ada etika, sopan santun dan nilai kepatutan. Kita kembalikan saja kepada masyarakat untuk menilainya apakah ini berbau nepitisme apa tidak," kata Rawa peraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia itu.
Terkait Wabup Rohil Erianda selama ini hanya seorang PNS murni bukan orang politikus, maka dikhawatirkan akan menimbulkan imej adanya dinasti kekuasaan dari orangtuanya.
"Sedikit anehkan? Tiba-tiba seorang PNS diajukan sebagai calon Wabup dan akhirnya terpilih lewat sidang paripurna DPRD Rohil. Jangan salahkan jika ada penilaian pelantikan ini lebih kuat nuansa power politik sang bapak," kata Rawa.
Sebagaimana diketahui, ketika pencalonan Bupati dan Wabup Rohil, Annas Maamun dan Suyatno saat itu didukung Golkar.
Apa lagi saat itu Annas juga menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Rohil. Belakangan Annas menjelang menjadi calon Gubernur Riau, bisa meraih jabatan Ketua DPD Golkar Riau. Secara politik, Golkar berhak mengajukan siapa yang mengisi kekosongan pasca Annas menjadi Gubernur Riau.
(cha/rvk)











































