Ketua RT 002/RW 03, Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Helmi Arrazy (44), mengatakan kerusakan jalan ini sebenarnya sudah sering terjadi sebelumnya. Namun, kali ini yang terparah.
"Ini paling parah mas. Sudah lima hari, tapi perbaikannya belum maksimal. Masalahnya di utilitas yang berlapis. Debit air yang kenceng, deras, toping jalan nggak kuat, air kehambat ya sudah retak, terus makin lama tambah gede kayak begitu longsor," ujar Helmi saat ditemui detikcom di kediamannya, Jalan Cipinang Cempedak IV, Jakarta Timur, Selasa (17/6/2014).
Dia menambahkan, karena kerusakan ini, warga sekitar yang mengendarai sepeda motor dan mobil sulit melakukan aktivitas. Warga mesti memutar jalan sehingga membuang waktu saat beraktivitas. Tapi, kalau pejalan kaki masih bisa melewati di pinggir area lubang itu.
"Ya gitu mas. Parah. Kita bingung ini kok terus rusak. Kasihan warga saya yang di bawah pas hujan besar ketiban banjir rumahnya karena jalan rusak itu," sebutnya.
Dia mengatakan warga melalui dirinya sudah memberikan surat tembusan ke Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur soal perbaikan jalan rusak itu. Helmi berharap ada perbaikan lebih maksimal terkait penguatan saluran dan kabel utilitasnya.
"Sudah diperbaikin sih dari Senin kemarin. Cuma sama kita lihat belum bisa. Ini bisa rusak lagi kalau gak dibenarin maksimal," katanya.
Salah seorang warga RT 002/RW 03, Hj. Diana Temer, 74, menyebut sudah bosan dengan kerusakan jalan. Bahkan, dia menyebut kerusakan jalan sejak lima hari itu membuat rumahnya sering kebanjiran.
"Kemarin rumah saya masuk air 30 cm. Ini kan harusnya saluran di perpanjang. Tapi, dibelokin. Jadi, begini dah," kata warga yang sudah 40 tahun tinggal di Cipinang Cempedak itu.
Berdasarkan pengamatan, kerusakan ini memang terlihat cukup parah. Pinggir kerusakan ditambal dengan karung berisi tanah untuk menahan laju air saat hujan deras. Lebar jalan rusak ini sekitar dua meter dengan panjang sekitar 3,5 meter. Kedalaman lubang sekitar 1,5 meter.
(hat/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini