"Pak JK dalam suatu kesempatan pernah bilang jika tak ada UN, maka anak tidak akan belajar. Kalau tak ada risiko ya asal isi saja. Kalau tujuan UN tak ada, nanti anak tak serius," ujar Musliar Kasim di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Menurut Musliar, bahkan di luar negeri pun, dunia pendidikan mereka masih membutuhkan ujian akhir, salah satu contoh konkrit adalah negara adidaya, Amerika Serikat.
"Amerika saja ada ujian skala nasional padahal mereka termasuk negara yang bebas sekali. Mereka mulai khawatir dan bertanya tanya tentang pendidikan," jelasnya.
Musliar juga menyampaikan untuk meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia di Indonesia, tak bisa lepas dari peran pendidikan. Peran pendidikan dapat diwujudkan dari UN.
"Kalau ingin meningkatkan kualitas harus ada ujian eksternal. Kalau ujian dari dalam saja pasti kurang," tandas Musliar.
Sebelumnya, Jokowi pernah mengungkapkan bahwa untuk tingkat SMA, UN tetap bisa dilaksanakan. Namun, ujian itu tidak untuk dijadikan sebagai patokan kelulusan, namun hanya untuk pemetaan kualitas pendidikan saja.
"Menurut saya, UN di SD dan SMP itu lebih baik tidak ada. Kalau SMA, UN itu tidak dipakai untuk kelulusan tetapi untuk pemetaaan kualitas pendidikan," kata Jokowi pada Lokakarya Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru di Jl Walter Monginsidi, Medan, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014).
(rni/nwk)