Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ijen Bambang Hery Purwanto mengatakan, amplitudo tremor meningkat dibanding hari biasanya. Untuk normalnya, ampilitudo tremor antara 0,5 sampai 4 milimeter. Sedangkan beberapa hari ini meningkat antara 0,5 hingga 8 milimeter.
"Ada gelembung putih di danau kawah. Suhu di kawah kedalaman 5 meter meningkat dari 36 derajat celsius menjadi 42 derajat celsius. Ini imbas dar gempa tremor yang terjadi meningkat. Dikhawatirkan gelembung udara itu mengandung gas beracun," ujarnya kepada detikcom, Selasa (6/5/2014).
Menurut Bambang, munculnya gas beracun itu sangat berbahaya jika malam hari. Sebab gas beracun tersebut bisa terurai ketika ada sinar matahari. Sedangkan malam hari, suhu udara cenderung lembab dan lebih menguatkan gas beracun tersebut.
"Kita waspada saja jika ada gas beracun di Ijen. Untuk itu pendakian ataupun kunjungan ke Ijen kita batasi," tandasnya.
Meskipun begitu, status gunung setinggi 2.368 meter dari permukaan laut itu tetap waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap merekomendasikan radius 1 kilometer dari kawah harus steril dari aktivitas manusia.
Kepala PVMBG, Hendrasto mengaku status Gunung Ijen masih Waspada. Adanya peningkatan kegiatan vulkanis itu diakuinya sudah lama terjadi saat kondisi gunung sedang waspada. Adanya peningkatan tremor itu sudah terjadi saat penetapan waspada gunung Ijen tersebut.
"Kita harap masyarakat patuh untuk tidak ke danau kawah. Radius untuk pengunjung untuk tidak mendekati kawah sekitar 1 kilometer," ujarnya.
(jor/jor)











































