Lebih dari dua minggu sudah berlalu semenjak kapal feri Sewol terbalik dan tenggelam di lautan selatan Korsel pada 16 April lalu. Namun hingga sekarang masih ada korban yang dinyatakan hilang. Setidaknya laporan terbaru dari Patroli Laut Korsel menyebutkan, 76 korban masih hilang atau tidak diketahui keberadaannya.
Patroli Laut Korsel menyatakan, sejauh ini korban tewas dalam insiden tenggelamnya kapal Sewol mencapai 226 orang. Demikian seperti dilansir AFP dan CNN, Jumat (2/5/2014).
Kekhawatiran soal korban hilang tak akan pernah ditemukan muncul seiring temuan yang didapat kapal nelayan lokal pada Rabu (30/4). Kapal nelayan tersebut menemukan sesosok jasad di tengah laut, yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari lokasi utama tenggelamnya kapal Sewol di perairan dekat Pulau Jindo.
"Hal ini membuat kami lebih menyadari pentingnya mencegah hilangnya jasad korban," tutur juru bicara Kementerian Kelautan dan Perikanan Korsel, Park Seung Ki kepada wartawan.
Sebagai antisipasi, tim pencari dan otoritas setempat telah memasang sebuah jaringan raksasa di sekitar lokasi tenggelamnya kapal Sewol semenjak beberapa hari lalu. Namun tetap saja ada kekhawatiran bahwa arus laut yang sangat kuat mungkin telah menyeret beberapa jasad korban ke lautan terbuka.
Para keluarga korban hilang masih bersikeras agar seluruh jasad korban bisa ditemukan sebelum kapal seberat 6.825 ton tersebut diangkat dengan crane raksasa dari dalam air. Namun di sisi lain, pekerjaan tim pencari terutama para penyelam semakin diwarnai tantangan dan hambatan yang membahayakan. Mereka bahkan belum berhasil mengakses 22 kabin penumpang, dari total 66 kabin penumpang yang ada di dalam kapal.
Dari total 467 penumpang dan awak yang ada di dalam kapal, hanya 174 orang saja yang berhasil diselamatkan. Sebagian besar penumpang kapal, atau lebih dari 300 orang merupakan siswa sekolah menengah Danwon, Ansan yang didampingi guru mereka yang hendak berwisata ke Pulau Jeju.
(nvc/ita)