"Ini catatan hitam kedua, isinya tentang rekaman situasi buruh perempuan di berbagai sektor baik formal maupun non formal. Dari 2013 tidak ada perubahan baik dari segi kebijakan maupun tindakan. Tahun ini kondisi buruh perempuan malah makin memburuk," kata juru bicara KAP, Estu Fanani ketika ditemui di lokasi, Kamis (1/5/2014).
Dalam aksinya, mereka juga menyerahkan catatan hitam buruh perempuan di Jakarta kepada Jokowi. Catatan ini simbolis ditampilkan lewat stereoform hitam ukuran 1 x 1 m bertuliskan "Catatan Hitam Buruh Perempuan 2014".
Beberapa poin yang disampaikan buruh antara lain agar pemerintah segera membuat kebijakan yang pro perlindungan hak-hak pekerja perempuan, menghapuskan diskriminasi upah buruh perempuan, memberikan sanksi tegas pada perusahaan yang pakai sistem skorsing (lembur tanpa dibayar).
Anggota KAP lainnya, Listyowati, menambahkan Jokowi dipandang punya pengaruh yang sangat penting. "Sebagai gubernur, dia bagian dari pengambil kebijakan terutama untuk scope DKI. Karena buruh perempuan juga enggak kalah banyak di DKI. Kalau Jokowi sudah memulai, ini akan jadi trigger bagi daerah lain," kata dia.
Listyowati yang juga Ketua Kalyanamitra berujar selain menyampaikan tuntutan kepada Jokowi, mereka juga akan bergerak mengadakan aksi ke istana negara untuk menemui Presiden SBY. Para buruh yang sudah menunggu sejak pukul 7 pagi di depan rumah Jokowi akhirnya diterima Jokowi pada pukul 09.10 WIB. Saat ini mereka masih melakukan audiensi dengan Jokowi.
(ros/rmd)