"Baturaden tetap aman dikunjungi karena jaraknya sekitar 11 kilometer dari puncak Gunung Slamet, sedangkan radius bahaya hanya 4 kilometer dari puncak," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko, Rabu (30/4/2014).
Meskipun aman, pihaknya tetap mengaku khawatir dengan peningkatan status tersebut yang nantinya akan berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden seperti yang terjadi saat status Gunung Slamet ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada pada 10 Maret 2014 lalu, di mana kunjungan wisatawan turun sekitar 40 persen.
"Lokawisata Baturraden selalu ramai dikunjungi wisatawan pada hari Minggu atau hari-hari libur karena bisa mencapai 2.000-3.000 orang. Tapi sejak Gunung Slamet berstatus Waspada, jumlah kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden turun menjadi 1.500-1.800 orang," katanya.
Dia juga mengungkapkan, penurunan pengunjung tersebut juga dialami oleh hotel-hotel di sekitar kawasan wisata Baturraden. Tapi jumlah kunjungan wisatawan sebenarnya mulai berangsur pulih sejak awal bulan April.
"Namun dengan adanya peningkatan status itu, jumlah kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden akan kembali turun," ujarnya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan segera mensialisasikan peningkatan status Gunung Slamet dari Waspada menjadi Siaga kepada masyarakat.
"Kami sudah mendapat info dan rekomendasi untuk segera berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait peningkatan status Gunung Slamet. Siang ini, kami akan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Kodim 0701 Banyumas, dan pihak lainnya," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Prasetyo Budi Widodo.
Menurut dia, pihaknya juga akan melakukan pendataan ulang logistik, kebutuhan darurat lainnya, hingga pengecekan jumlah penduduk di zona rawan terdampak erupsi Gunung Slamet. Berdasarkan data sebelumnya, di Kabupaten Banyumas terdapat 35 desa dari tujuh kecamatan yang diprediksi terdampak erupsi Gunung Slamet.
Dari jumlah tersebut, terdapat tujuh desa di tiga kecamatan yang paling rawan terkena erupsi, yakni Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Desa Ketenger, Karangmangu, Kemutug Lor, dan Karangsalam, Kecamatan Baturraden, serta Desa Limpakuwus dan Gandatapa, Kecamatan Sumbang.
"Mudah-mudahan masih aman, karena radius bahaya 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. Sedangkan pemukiman warga di desa terdekat di Banyimas berjarak sekitar 8 kilometer dari puncak," ujaranya
Selain BPBD Banyumas, BPBD Kabupaten Purbalingga juga akan segera menyosialisasikan peningkatan status Gunung Slamet kepada masyarakat.
"Siang ini, kami akan rapat dengan Bupati Purbalingga terkait peningkatan status Gunung Slamet. Kami akan segera menyosialisasikannya kepada masyarakat," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga, Priyo Satmoko.
(arb/ndr)