Pertemuan terjadi di sela-sela acara Musrenbangnas di Hotel Bidakara, Pancoran, Jaksel, Rabu (30/4/2014). Risma yang memakai blazer gelap dan kerudung cokelat tampak berdialog hangat dengan Ganjar yang memakai kemeja abu-abu.
Tawa dan canda terus terlontar antara keduanya. Dialog mereka juga didominasi bahasa Jawa. Ada yang membahas soal ekspresi kemarahan Ganjar di jembatan timbang, hingga CCTV di gang Dolly.
Berikut dialog mereka yang berlangsung selama 10 menit tersebut:
Ganjar: Saya ikut foto boleh nggak? Saya sudah lama banget pengin foto sama beliau.
Risma: Haha.. Saya lihat kemarin marahnya. Kok halus?
Ganjar: Lho halus?
Risma: Iya, kalau saya kan galak sekali.
Ganjar: Itu baru latihan, Mbak. Nggak ngerti. Nek ngono sungune metu (kalau begitu tanduknya keluar)
Aku wong Solo sakjane (sebenarnya) nggak marah-marah. Gara-gara dia (Risma) ini. Sakjane wes ngampet, durung ana nggone ae (sebenarnya sudah menahan-nahan. Belum ada tempatnya aja). Haha... Bar entuk nggone metu kabeh (begitu dapat tempatnya, keluar semua). Haha... Ben ketok bantenge ngono lho (biar kelihatan bantengnya). Saya kan aktif di twitter. Banyak yang mendamprat saya, ngeluh lapor macam-macam. Kemarin itu padahal media yang ikut cuma satu kok jadi tahu semua.
(Kemudian Risma memperlihatkan sistem CCTV di Surabaya yang bisa diakses di smartphone milik Risma dan bawahannya).
Risma: Iki neng taman, neng lampu merah. Dadi nek ono sing pacaran ketok. (Jadi kalau ada yang pacaran, kelihatan)
Ganjar: Dolly, mbok pasangi sisan, Mbak? (Dolly, dipasangi CCTV juga mbak?)
Risma: Lho, sudah. Jadi kalau ada yang datang ke sana, ketahuan. Haha...
(mad/nrl)