"Sampai sekarang kan saya capres Partai Golkar tapi di dalam politik segala itu bisa terjadi. Pak Prabowo masih capres dari Partai Gerindra, segala bisa terjadi. Nomor satu jadi nomor dua dan nomor dua jadi nomor satu, yang penting itu hanya instrumen," kata Ical di Elite Club, Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Yang lebih penting, menurut Ical, bagaimana Indonesia ke depan. Koalisi yang dibangun harus kuat parlemen. Pengalaman selama 5 tahun terakhir di DPR ada 9 partai saja sudah sangat dinamis.
"Presiden yang akan datang akan menghadapi sepuluh partai. Sekarang 9 aja susahnya bukan main," kata Ical.
Lalu apakah ada peluang koalisi di parlemen dengan Gerindra pasca Pilpres? Koalisi parlemen harus besar. Karena kalau kecil nanti pemerintah tidak bisa menjalankan kebijakan dengan baik," tegasnya.
(van/trq)