Beragam Versi Dugaan Perkelahian Praja Putri IPDN

Beragam Versi Dugaan Perkelahian Praja Putri IPDN

- detikNews
Rabu, 30 Apr 2014 09:36 WIB
Beragam Versi Dugaan Perkelahian Praja Putri IPDN
Bandung - Warga sekitar kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dikejutkan dengan kabar adanya perkelahian antar praja putri. Kabarnya ada korban yang terkena siraman air keras. Polisi pun langsung turun tangan. Namun hal itu dibantah pihak kampus.

Selasa (29/4/2014), polisi mendatangi kampus IPDN. Namun pihak kampus tertutup. Mereka membantahnya dan menyatakan bahwa para praja putri hanya terkena cipratan tanah liat sehingga harus dibawa ke RS Cicendo. Namun keterangan dari pihak rumah sakit berbeda.

Berikut kesimpangsiuran informasi soal "perkelahian" antar praja putri tingkat dua atau madya IPDN.

1. Baku Hantam dan Siram Air Keras

Selasa siang, wartawan mendapat informasi adanya praja IPDN yang disiram air keras. Wartawan pun langsung mendatangi kampus IPDN. Kebetulan Kapolsek Jatinangor pun datangi kampus itu untuk.

Kapolsek Jatinangor Kompol Roedy de Vries menyebut kabar adanya dugaan perkelahian itu terjadi pada Minggu (27/4) lalu. Roedy mengaku memperoleh informasi tersebut sejak Selasa pagi.

"Kabarnya ada praja baku hantam dan siram-siraman di IPDN. Enggak tahu siram-siraman air apa," ucap Roedy.

Menurut Roedy dari keterangan Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Jabar Bernhard, memang terjadi gesekan saat praja melaksanakan kegiatan di Gunung Manglayang pada Minggu. "Mungkin imbas gesekan itu diduga berlanjut menjadi perkelahian di kampus IPDN atau saat pulang dari gunung," tutur Roedy.

Namun keterangan itu dibantah pihak IPDN saat wartawan konfirmasi.

1. Baku Hantam dan Siram Air Keras

Selasa siang, wartawan mendapat informasi adanya praja IPDN yang disiram air keras. Wartawan pun langsung mendatangi kampus IPDN. Kebetulan Kapolsek Jatinangor pun datangi kampus itu untuk.

Kapolsek Jatinangor Kompol Roedy de Vries menyebut kabar adanya dugaan perkelahian itu terjadi pada Minggu (27/4) lalu. Roedy mengaku memperoleh informasi tersebut sejak Selasa pagi.

"Kabarnya ada praja baku hantam dan siram-siraman di IPDN. Enggak tahu siram-siraman air apa," ucap Roedy.

Menurut Roedy dari keterangan Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Jabar Bernhard, memang terjadi gesekan saat praja melaksanakan kegiatan di Gunung Manglayang pada Minggu. "Mungkin imbas gesekan itu diduga berlanjut menjadi perkelahian di kampus IPDN atau saat pulang dari gunung," tutur Roedy.

Namun keterangan itu dibantah pihak IPDN saat wartawan konfirmasi.

2. Becanda dan Terciprat Tanah Liat

"Tidak terjadi penganiayaan di kalangan putri," ujar Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Jabar Bernhard saat jumpa pers.

Bernhard menuturkan Minggu ada kegiatan jalan juang ke Gunung Manglayang. Peserta yang ikut 820 orang yang semuanya praja tingkat dua. Saat itu di lokasi hujan sehingga becek dan banyak tanah liat.

Sewaktu kembali ke IPDN pada Minggu sore atau sebelum magrib, ada lima orang Madya Praja putri terciprat matanya oleh tanah liat.

Bernhard menyebut cipratan tanah liat itu berasal dari tubuh praja putri lainnya.

"Mungkin mereka senang sudah pulang dari gunung. Lalu bercanda. Tidak tahunya tanah liat terciprat mengenai lima orang," tuturnya.

2. Becanda dan Terciprat Tanah Liat

"Tidak terjadi penganiayaan di kalangan putri," ujar Kepala Biro Kemahasiswaan IPDN Jabar Bernhard saat jumpa pers.

Bernhard menuturkan Minggu ada kegiatan jalan juang ke Gunung Manglayang. Peserta yang ikut 820 orang yang semuanya praja tingkat dua. Saat itu di lokasi hujan sehingga becek dan banyak tanah liat.

Sewaktu kembali ke IPDN pada Minggu sore atau sebelum magrib, ada lima orang Madya Praja putri terciprat matanya oleh tanah liat.

Bernhard menyebut cipratan tanah liat itu berasal dari tubuh praja putri lainnya.

"Mungkin mereka senang sudah pulang dari gunung. Lalu bercanda. Tidak tahunya tanah liat terciprat mengenai lima orang," tuturnya.

3. Takut Praja Stres

Saat jumpa pers, pihak IPDN menolak menghadirkan lima praja putri yang
menjadi 'korban' tanah liat.

"Mereka nanti stres. Kasianlah," kata Kasubag Humas dan Protokol IPDN Jatinangor Bisri.

Identitas kelima orang Madya Praja putri yang matanya kena cipratan tanah liat yaitu Mutia Pratama Roji, Indira Afriani, Nurul Riza, Dian Purnamasari, dan Fungki Sandi.

3. Takut Praja Stres

Saat jumpa pers, pihak IPDN menolak menghadirkan lima praja putri yang
menjadi 'korban' tanah liat.

"Mereka nanti stres. Kasianlah," kata Kasubag Humas dan Protokol IPDN Jatinangor Bisri.

Identitas kelima orang Madya Praja putri yang matanya kena cipratan tanah liat yaitu Mutia Pratama Roji, Indira Afriani, Nurul Riza, Dian Purnamasari, dan Fungki Sandi.

4. Cairan Pembersih Lantai

Berbeda keterangan dengan pihak IPDN. Humas RS Cicendo mengaku memang ada lima praja putri yang berobat ke RS Cicendo pada Senin siang (28/4/2014).

Humas RS Mata Cicendo Yetti Kusniati mengatakan kelima perempuan muda tersebut diperiksa di Bagian Infeksi dan Imunologi dibawah Dr Susi Heryati, SpM.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, dua orang dibawa ke bagian IGD untuk dilakukan tindakan spooling (disemprot) untuk membersihkan matanya," terangnya.

Yetti mengaku pasien tidak bercerita panjang lebar soal penyebab matanya infeksi. "Kami hanya melakukan pembersihan saja karena takut ada apa-apa. Katanya sih itu cairan pembersih lantai. Tapi yang pasti bukan cairan kimia," tutur Yetti.

4. Cairan Pembersih Lantai

Berbeda keterangan dengan pihak IPDN. Humas RS Cicendo mengaku memang ada lima praja putri yang berobat ke RS Cicendo pada Senin siang (28/4/2014).

Humas RS Mata Cicendo Yetti Kusniati mengatakan kelima perempuan muda tersebut diperiksa di Bagian Infeksi dan Imunologi dibawah Dr Susi Heryati, SpM.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, dua orang dibawa ke bagian IGD untuk dilakukan tindakan spooling (disemprot) untuk membersihkan matanya," terangnya.

Yetti mengaku pasien tidak bercerita panjang lebar soal penyebab matanya infeksi. "Kami hanya melakukan pembersihan saja karena takut ada apa-apa. Katanya sih itu cairan pembersih lantai. Tapi yang pasti bukan cairan kimia," tutur Yetti.
Halaman 2 dari 10
(ern/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads