Kapolsek Jatinangor Kompol Roedy de Vries menyebut kabar adanya dugaan perkelahian itu terjadi pada Minggu (27/4/2014) lalu. Roedy mengaku memperoleh informasi tersebut sejak pagi tadi.
"Kabarnya ada praja baku hantam dan siram-siraman di IPDN. Enggak tahu siram-siraman air apa," ucap Roedy saat menyambangi kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Selasa (29/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terkesan pihak IPDN seolah tutup diri, Roedy tidak mempermasalahkan. Pihak kepolisian, sambung Roedy, tetap berupaya menelusuri kabar benar atau tidaknya dugaan perkelahian melibatkan sejumlah Praja Putri tingkat dua.
"Tadi pihak IPDN yaitu Pak Bernhard menyebut memang sempat ada gesekan saat praja melaksanakan kegiatan di Gunung Manglayang pada Minggu. Mungkin imbas gesekan itu diduga berlanjut menjadi perkelahian di kampus IPDN atau saat pulang dari gunung," tutur Roedy.
Hingga kini, Roedy masih mengumpulkan bahan guna menyelidiki kabar tersebut. "Intinya kami tidak tinggal diam," kata Roedy.
Kabag Humas dan Protokol IPDN Jatinangor Bisri menepis soal informasi dugaan perkelahian itu. "Enggak ada perkelahian dan penganiayaan," kata Bisri sewaktu ditemui di IPDN Jatinangor.
Dikonfirmasi soal dikabarkan ada beberapa Madya Praja perempuan atau putri disiram air keras, pihak IPDN kembali membantah. "Isu beredar penyiraman air keras, itu tidak benar. Ada juga yang matanya terciprat tanah liat. Kejadian itu (cipratan) tidak disengaja. Kami sudah bawa ke dokter untuk pengobatan," ucap Kabiro Kemahasiswaan IPDN Jatinangor Bernhard.
(bbn/ern)